Pelepah enau yang sudah dipilih dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Selanjutnya, pelepah yang telah dipotong tersebut di rebus dan keringkan dengan cara dijemur. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kelenturan dari bakalan Genggong tersebut.
Setelah kering kemudian membuat sketsa bentuk bagian-bagian Genggong ( pelayah, ikuh capung) dengan ukuran tertentu, kemudian barulah dipahat.
Genggong dikategorikan dalam 2 jenis, Genggong lanang dan genggong wadon. Genggong lanang mempunyai suara lebih tinggi, sedangkan Genggong wadon mempunyai suara lebih rendah.
Alat musik ini termasuk unik, lantaran suaranya mirip dengan katak yang bersahutan di sawah. Genggong dimainkan dengan memanfaatkan rongga mulut orang yang membunyikannya sebagai resonator.
Baca Juga:Projo ke Prabowo Subianto, Basis Pendukung Jokowi di Bali Juga Akan Berbelok?
Alat musik Bali ini dimainkan dengan cara mengulum (yanggem) pada bagian yang disebut palayah. Adapun jari tangan kiri pemain akan memegang ujung alat sebelah kiri.
Kemudian tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil yang dihubungkan dengan tali benang dengan ujung alat di sebelah kanan.
Kontributor : Kanita