Ibu Hingga Anak Berebut Uang Koin di Lombok Barat, Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit

Dalam wadah yang digunakan untuk melempar koin tersebut tidak hanya berisi uang melainkan beberapa bumbu dapur

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 28 September 2023 | 07:47 WIB
Ibu Hingga Anak Berebut Uang Koin di Lombok Barat, Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit
Tradisi lempar uang koin saat acara Akikah Atau Khitan di Lombok Barat. [Suara.com/ Buniamin]

SuaraBali.id - Berbagai adat budaya masyarakat di Indonesia masih tetap melekat dan tidak terpengaruh oleh perkembangan informasi dan teknologi saat ini. Salat satunya lempar uang pada saat acara akikah maupun khitanan.

Salah seorang tokoh agama dan tokoh adat masyarakat di Desa Sembung Kecamatan Narmada Lombok Barat, Rabayani menuturkan tradisi yang digelar masyarakat di Desa Sembung sebelum dikhitan yaitu acara “rowah” atau “bereke”.

Dimana, tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat.

Rangkaian acara pada saat bereke tersebut yaitu makan bersama, zikir dan terakhir yang paling ditunggu oleh anak-anak maupun orang tua terutama ibu-ibu adalah proses lempar uang terutama koin.

Baca Juga:Ngaku Dengar Dentuman Keras dari Dalam Tanah, Warga NTB Nekat Bongkar Makam

Biasanya, dalam wadah yang digunakan untuk melempar koin tersebut tidak hanya berisi uang melainkan beberapa bumbu dapur seperti kemiri, daun pisang sisa penutup nasi, pinang dan beberapa lainnya.

“Ini ada sudah lama sekali. Saya juga tidak tahu mulai sejak kapan. Tapi setelah saya lahir sudah berlangsung,” katanya Rabu (27/9/2023) petang.

Lempar uang yang dilakukan masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah swt atas nikmat yang sudah diberikan.

Alasan lain masyarakat terdahulu melempar uang pada saat acara karena jumlah yang terbatas sehingga tidak cukup jika dibagikan secara merata.

“Jadi kalau kita bagikan itu tidak mungkin karena sedikit. Jadi nanti tidak semua dapat. Makanya kita lempar jadi jumlah yang didapatkan itu kan tergantung dari usahanya,” tuturnya.

Baca Juga:Viral Pria Wakili Istri Saat Yudisium di NTB, Ternyata Sang Istri Meninggal usai Melahirkan

Selain itu sambung Rabayani, saat melempar uang tidak langsung di lempar ke masyarakat yang sedang kumpul.

Melainkan menggunakan wadah yang kemudian digelindingkan melalui pintu masuk utama sampai wadah itu berhamburan ditengah masyarakat yang sedang berkumpul.

“Ini biasanya kita percayai agar penyakit bisa cepat sembuh. Anak yang dikhitan nanti bisa cepat sembuh,” ungkapnya.

Uang koin yang dilempar berasal dari sumbangan yang punya acara atau dari masyarakat setempat. Pada kesempatan kali ini, jumlah uang yang siapkan sebanyak Rp250 ribu.

“Itu ada uang sama kita juga taruhin permen,” katanya.

Sementara itu, masyarakat yang ikut pada proses lempar uang Rabiatul Adawiyah mengatakan jumlah uang yang diperoleh sebanyak Rp5 ribu dan permen tiga buah.

Uang tersebut tidak akan digunakan karena akan disimpan di dalam jok motor.

“Tidak akan saya pakai, karena mau disimpan agar selama perjalanan selamat sampai tujuan,” katanya.

Sebagian orang mempercayai bahwa uang yang didapatkan pada saat proses tersebut memberikan keberuntungan bagi yang memilikinya.

Misalnya, bagi yang berjualan akan laris, dan keberuntungan lainnya. Sehingga masyarakat lebih banyak menyimpannya dari pada langsung membelanjakannya.

“Kita rebutan sama anak-anak kecil itu. Tapi karena uang yang ditaruh itu lumayan kan kita juga dapatnya lebih banyak. Kalau ada kegiatan seperti ini tetap ikut,” ungkapnya.

Kontributor: Buniamin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini