SuaraBali.id - Berbagai adat budaya masyarakat di Indonesia masih tetap melekat dan tidak terpengaruh oleh perkembangan informasi dan teknologi saat ini. Salat satunya lempar uang pada saat acara akikah maupun khitanan.
Salah seorang tokoh agama dan tokoh adat masyarakat di Desa Sembung Kecamatan Narmada Lombok Barat, Rabayani menuturkan tradisi yang digelar masyarakat di Desa Sembung sebelum dikhitan yaitu acara “rowah” atau “bereke”.
Dimana, tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat.
Rangkaian acara pada saat bereke tersebut yaitu makan bersama, zikir dan terakhir yang paling ditunggu oleh anak-anak maupun orang tua terutama ibu-ibu adalah proses lempar uang terutama koin.
Baca Juga:Ngaku Dengar Dentuman Keras dari Dalam Tanah, Warga NTB Nekat Bongkar Makam
Biasanya, dalam wadah yang digunakan untuk melempar koin tersebut tidak hanya berisi uang melainkan beberapa bumbu dapur seperti kemiri, daun pisang sisa penutup nasi, pinang dan beberapa lainnya.
“Ini ada sudah lama sekali. Saya juga tidak tahu mulai sejak kapan. Tapi setelah saya lahir sudah berlangsung,” katanya Rabu (27/9/2023) petang.
Lempar uang yang dilakukan masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah swt atas nikmat yang sudah diberikan.
Alasan lain masyarakat terdahulu melempar uang pada saat acara karena jumlah yang terbatas sehingga tidak cukup jika dibagikan secara merata.
“Jadi kalau kita bagikan itu tidak mungkin karena sedikit. Jadi nanti tidak semua dapat. Makanya kita lempar jadi jumlah yang didapatkan itu kan tergantung dari usahanya,” tuturnya.
Baca Juga:Viral Pria Wakili Istri Saat Yudisium di NTB, Ternyata Sang Istri Meninggal usai Melahirkan
Selain itu sambung Rabayani, saat melempar uang tidak langsung di lempar ke masyarakat yang sedang kumpul.