SuaraBali.id - Produksi tuna sirip biru di Pelabuhan Umum Benoa, Denpasar, mencapai rata-rata 1.000 ton per tahun sehingga menjadi yang terbesar di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Bali.
Menurut Sekretaris Jenderal ATLI Bali Nyoman Sudarta di Denpasar, Bali, Jumat (12/5/2023), ada total kuota penangkapan tuna sirip biru di Indonesia.
“Penangkapan tuna sirip biru ada kuotanya, Indonesia tidak boleh menangkap lebih dari 1.100 ton per tahun,” katanya.
Adapun sekitar 1.000 ton tangkapan tuna sirip biru per tahun itu dikumpulkan di Pelabuhan Benoa, dari total kuota 1.100 ton dimiliki Indonesia.
Baca Juga:Sepakat Dengan Megawati, Ketua BTB Hotel di Bali Sudah Kelebihan
Ada organisasi yang mengatur kuota penangkapan tuna sirip biru adalah Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT). Dimana tuna sirip biru ini biasanya diberi label.
Adanya kuota untuk Tuna Sirip Biru ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan konservasi tuna sirip biru yang diperkirakan populasinya sudah mulai berkurang.
“Karena sudah akan langka ikannya, jadi perikanan tuna tidak diatur perusahaan, tidak oleh negara tapi diatur organisasi regional,” katanya.
Saat ini ATLI Bali menaungi 24 perusahaan menangkap ikan tuna.
Satu perusahaan, kata dia, memiliki jumlah kapal bervariasi bisa memiliki 50 unit kapal per perusahaan perikanan. Sekitar 80 persen kapal perusahaan perikanan yang beroperasi di Benoa itu, kata dia, memiliki volume di atas 30 gross tonnage (GT).
Empat jenis tuna yang menjadi target tangkapan diantaranya tuna sirip kuning yang menjadi tangkapan mayoritas, kemudian tuna sirip biru, tuna mata besar dan tuna albacore.
Untuk Tuna Sirip biru ini memiliki kualitas kelas A karena dagingnya lebih baik dan proteinnya besar.
Akan tetapi jenis ini rentan membusuk dan sangat tergantung pengelolaan selama perjalanan menuju pangkalan.
Rata-rata hasil tangkapan tuna yang dikumpulkan di Pelabuhan Benoa lebih segar karena langsung dari perairan selatan Bali hingga Samudera Hindia.
“Kalau tuna sirip biru sangat berat mempertahankan grade (kualitas) dibandingkan jenis lain. Misalnya sirip biru ditangkap 200 ekor, yang kualitas A paling dua hingga tiga ekor saja,” katanya.
Tak heran harga tuna sirip biru ini mahal bahkan sampai terjual 20,8 juta yen atau sekitar Rp2,7 miliar dalam lelang pertama tahun baru 2021 di Pasar Ikan Yoyosu, Tokyo, Jepang.
Rata-rata hasil tangkapan ikan tuna di Bali per bulan pada 2022 mencapai sekitar 2.250 ton. Pasar ekspor tuna Bali adalah Jepang dan beberapa negara di Eropa. (ANTARA)