Ada Sosok Berkuasa di Balik Keputusan Koster Dan Ganjar Menolak Timnas Israel?

orang yang berkuasa itu bisa tidak terlihat di publik namun memiliki kekuatan yang besar

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 29 Maret 2023 | 06:00 WIB
Ada Sosok Berkuasa di Balik Keputusan Koster Dan Ganjar Menolak Timnas Israel?
Pengamat politik Universitas Udayana, I Made Anom Wiranata. [Suara.com / Putu Yonata Udawananda] *

SuaraBali.id - Isu penolakan Timnas Israel U-20 untuk bertanding dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia menjadi polemik. FIFA sebagai penyelenggara turnamen bahkan harus membatalkan undian turnamen yang awalnya akan digelar pada Jumat (31/3/2023) di Bali.

Penolakan Timnas Israel itu memanas setelah Gubernur Bali Wayan Koster mengirimkan surat kepada Menpora mengenai penolakan Timnas Israel untuk bermain di Bali. Kemudian, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan beberapa pejabat lainnya melontarkan penolakan serupa.

Pengamat politik Universitas Udayana I Made Anom Wiranata menilai beberapa faktor melatarbelakangi keputusan penolakan tersebut. Anom menyebut ada beberapa faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keputusan itu.

Anom menilai faktor internal dapat meliputi keinginan pemimpin untuk menjaga reputasi dan popularitasnya. Meski memang harus menanggung hujatan, keputusan sebaliknya juga bisa saja menimbulkan hujatan yang lebih besar

Baca Juga:Pengamat : Bila Israel Datang Dan Terjadi Gangguan Keamanan, Suara Koster Anjlok

“Ada pertimbangan yang dimiliki oleh mereka. Saya yakin mereka tahu konsekuensinya. Konsekuensinya tentu dibully orang, pilihan lain juga tidak kalah dibully-nya. Mereka harus tanggung, setiap pilihan ada risikonya,” ujar Anom.

Selain itu, Anom juga berpikir keputusan Koster dan Ganjar bisa saja memang memiliki niat untuk menjaga daerahnya dari potensi gangguan keamanan.

Sementara itu, faktor eksternal yang dimaksudkan Anom adalah ada pihak lain yang membuat Koster dan Ganjar membuat keputusan tersebut.

Dalam istilah yang disebutkan Anom, ‘orang yang berkuasa’ itu bisa tidak terlihat di publik namun memiliki kekuatan yang besar sehingga mampu mempengaruhi keputusan.

“Pasti orang yang powerful yang bisa membuat Pak Gubernur mengambil sikap tertentu, kan tidak mungkin itu bukan orang yang tidak punya kuasa ya,” imbuh Anom.

Menurut penjelasan Anom yang juga merupakan Dosen Hubungan Internasional Universitas Udayana itu, pihak eksternal bisa meliputi pimpinan partai, presiden, hingga jika ada konglomerat yang menyokong mereka saat masa kampanye.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini