C20 Berharap Kesetaraan Dalam Penggunaan Dana Penanganan Pandemi

Dalam menghadapi wabah pandemi di masa yang akan datang

Muhammad Yunus
Minggu, 13 November 2022 | 12:18 WIB
C20 Berharap Kesetaraan Dalam Penggunaan Dana Penanganan Pandemi
Vaccine Access and Health Working Group (VAHWG) di Hotel Aston Denpasar pada Sabtu (12/11/2022) [Suara.com/Putu Yonata Udawananda]

SuaraBali.id - Dalam menghadapi wabah pandemi di masa yang akan datang, Pandemic Accord telah melahirkan skema Pandemic Fund (Pendanaan Pandemi).

Komunitas masyarakat sipil C20 memberikan respons terhadap kebijakan pandemic fund atau yang juga disebut FIF (Financial Intermediary Fund for Pandemic Preventopn Preparedness and Response) tersebut.

Dian Maria Blendina dari Peoples Health Movement menjelaskan bahwa skema Pandemic Fund ini didorong melalui Pandemic Accord (Persetujuan Pandemi).

Skema tersebut melibatkan Bank Dunia (World Bank) dan Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) turut berkontribusi dalam bidang penanganan pandemi.

Baca Juga:KTT G20 Jadi Upaya Turunkan Tensi Geopolitik, Moeldoko: Momentum Galang Perdamaian Dunia

Namun ia menyayangkan sumber dana penanganan pandemi tersebut justru didominasi oleh donor swasta. Akibat hal tersebut, ia mengkhawatirkan bahwa kebijakan-kebijakan mekanisme keuangan tersebut dapat diarahkan oleh donor.

"Di dalam FIF donor terbesar justru datang dari yayasan-yayasan swasta yang seringkali memehatikan program kesehatan untuk kepentingan mereka. Kepentingan masyarakat tidak akan jadi prioritas," ujarnya dalam Vaccine Access and Health Working Group (VAHWG) di Hotel Aston Denpasar pada Sabtu (12/11/2022).

Selain donasi dari negara-negara, dana penanganan pandemi ini juga didonasikan oleh beberapa pihak swasta seperti Rockefeller, Bill & Mellinda Gates Foundation, dan Wellcome Trust.

Dian juga menjelaskan, momentum ini juga seharusnya bisa menjadi perbaikan untuk WHO dalam membangun sistem penanganan kesehatan.

Pasalnya, ia menjelaskan bahwa sebelumnya juga kesulitan mendapat donasi dari negara maju dan membuka peluang donasi bagi swasta.

Baca Juga:Jam Operasional Menjadi 24 Jam, Bandara Ahmad Yani Semarang Siapkan Fasilitas Pendukung KTT G20

"Perbaikan sistem kesehatan dan penguatan WHO ini lah yang seharusnya menjadi prioritas. Indonesia juga sebagai negara berkembang sekaligus Presidensi bisa membawa diskusi ini ke arah yang lebih inklusif dan akuntabel," pungkasnya.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak