Sementara ittu, Koordinator Prodi Farmasi Klinis itu mengatakan bahwa pada tahun 2020 tumbuhan serupa juga muncul di tempat yang sama, namun tak diperhatikan hingga akhirnya layu.
"Kemungkinan akan dikonservasi karena tumbuhnya kan sering, artinya tidak cuma saat ini saja. Mungkin didukung oleh lokasi di sana seperti tertutupi oleh tanaman yang lain, sehingga dia bisa hidup karena membuat makanannya sendiri," kata Manik menjelaskan kondisi bunga bangkai yang tumbuh di tanah lokasi pembuangan sampah organik sisa persembahyangan.
Rencananya, pihak Universitas Bali Internasional akan membiarkan tiga tanaman tersebut tumbuh sambil memperhatikan perkembangannya.
Sementara itu, Wakil Rektor II UNBI Dr. Lanang Rudiarta menyampaikan bahwa pihaknya ingin mengembangkan dan mempelajari tanaman langka tersebut, khususnya bagi mahasiswa.
Baca Juga:Pembayaran Pajak di Bali Terkumpul Sebanyak Rp 7,28 Triliun Hingga Akhir Tahun
"Jadi kebetulan kita punya tempat tanaman obat, ya mungkin teman-teman dari farmasi akan meneliti apa khasiat obatnya kemudian bagaimana tumbuh selanjutnya, bagus lah ini untuk pembelajaran, dikasih di sini mungkin disuruh belajar," kata dia.
Kemunculan tumbuhan langka tersebut sekaligus membawa rezeki bagi peningkatan kualitas perguruan tinggi dan minat mahasiswa untuk mengenyam pendidikan di sana. (ANTARA)