Meriahnya Perhelatan WSBK 2022 Tak Dirasakan Penjual Suvenir, Sekarang Sepi

Pasalnya, hingga kini belum ada pesanan pernak-pernik khas balapan motor.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 28 Oktober 2022 | 18:30 WIB
Meriahnya Perhelatan WSBK 2022 Tak Dirasakan Penjual Suvenir, Sekarang Sepi
Suadi saat menunjukkan suvenir dan kerajinan yang dimilikinya di pasar Sayang-Sayang Kota Mataram, Jumat (28/10/2022) (Suara.com/Toni Hermawan)

SuaraBali.id - Riuhnya perhelatan Word Superbike (WSBK) 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah (Loteng) yang akan digelar pada 11-13 November mendatang. Rupanya belum juga dirasakan para pedagang suvenir dan kerajinan di Pasar Sayang-Sayang Kota Mataram.

Pasalnya, hingga kini belum ada pesanan pernak-pernik khas balapan motor.

Salah satu pedagang yang bernama Saidi, mengaku sepi pesanan pernak-pernik khas balapan motor. Kendati beberapa waktu lalu, sempat ada pesanan 10 buat kerajinan berbentuk sepeda motor dari bahan baku kerang.

Kabarnya untuk oleh-oleh dan akan dibawa ke Pulau Jawa.

Baca Juga:Sales Mission WSBK 2022 di 4 Kota Indonesia Dapatkan Transaksi Senilai Rp 5 Miliar Lebih

"Ada kemarin yang pesan 10 buah kerajinan berbentuk motor dari kerang, cuman mau dibawa ke Jawa,” akunya saat ditemui di pasar kerajinan Sayang-Sayang kota Mataram, Jumat (28/10/2022).

Saidi juga mengaku tidak berani membuat kerajinan dalam bentuk sepeda motor dalam jumlah yang banyak. Sebab dikhawatirkan tidak akan laku terjual.

"Gak berani bikin banyak  kalau ada pesan baru bikin,” tambahnya.

Ia menceritakan awal omzet terjun bebas mulai gempa mengguncang Lombok beberapa tahun lalu. Bukan hanya itu, pandemi covid-19 juga melanda dunia sehingga berdampak pada omzet penjualan.

"Kalau sekarang kadang ada, kadang enggak, penghasilan enggak tentu," keluhnya.

Baca Juga:Kuota Elpiji 3 Kg di Mataram Diusulkan Naik, Salah Satu Alasannya Karena Ada Ajang WSBK

Meskipun ada perhelatan WSBK di sirkuit Mandalika. Saidi mengaku tidak ada pesanan membuat suvenir ataupun kerajinan ala motor balap.

"Sama aja kayak tahun lalu", tambahnya.

Suadi juga membandingkan pendapatan tahun lalu. Sebelum pandemi, pemerintah juga gencar membuat event dan banyak pengunjung yang datang membeli kerajinan. Bahkan omzet perhari mencapai Rp 2 juta.

"Kalau sekarang betul-betul sepi,” pungkasnya.

Kontributor : Toni Hermawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak