Ia menyampaikan bahwa apabila harga BBM tetap tinggi maka kecil kemungkinan tarif penyeberangan kembali seperti dahulu, pun juga informasi bahwa kendaraan di atas 1.500 CC dilarang menggunakan Pertalite akan semakin meningkatkan tarif.
"Ada rencana pemerintah untuk tidak boleh menggunakan Pertalite, otomatis pakai Pertamax jadi harga berubah. Merugikan masyarakat pasti, tapi kami sebagai operator dan perusahaan mengikuti. Untuk di Bali belum diterapkan, mudah-mudahan tidak karena bisa naik 50 persen," ujar Kartawijaya yang juga pemilik speedboat bernama Wijayabuyuk.
Abdurrahim (39) pengguna penyeberangan yang sengaja datang ke Bali dari Banjarmasin untuk berwisata ke daratan Nusa Penida, mengaku terkejut lantaran tarif penyeberangan tak sesuai dengan harga yang ia ketahui.
"Kami juga belum tahu harganya naik dan baru tahu waktu sampai di sini. Dari kami ingin harga normal, kami juga ingin tahu kenaikan harga karena apa. Tapi kalau kenaikan harga BBM berpengaruh dan masuk akal juga," kata dia kepada media.
Meskipun demikian, wisatawan itu mengaku tetap ingin berkunjung ke Bali maupun Nusa Penida karena lokasi itu menjadi tempat favorit. (ANTARA)