Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM di Bali Diikuti 20 Orang Selama 45 Menit

Namun situasi cenderung sepi dibandingkan dengan aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM serupa di daerah lain yang diikuti ratusan massa.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 07 September 2022 | 18:05 WIB
Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM di Bali Diikuti 20 Orang Selama 45 Menit
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar mengadakan aksi demonstrasi yang bertempat di depan Kantor DPRD Provinsi Bali pada Rabu (7/9/2022) siang. [Suara.com/Putu Yonata Udawananda]

SuaraBali.id - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar mengadakan aksi demonstrasi yang bertempat di depan Kantor DPRD Provinsi Bali pada Rabu (7/9/2022) siang.

Aksi yang berlangsung sekitar 45 menit itu diikuti sebanyak 20 orang anggota HMI. Aksi tersebut jugaberlangsung secara kondusif dengan melibatkan pihak keamanan dari polisi hingga pecalang.

Namun situasi cenderung sepi dibandingkan dengan aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM serupa di daerah lain yang diikuti ratusan massa.

Aksi tersebut bertujuan membawa lima poin aspirasi yang salah satunya adalah menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Ketua HMI Cabang Denpasar Muhammad Alawy Sayfi berharap aksi yang dilakukan bisa menjadi pemantik bagi mahasiswa lain.

“Dengan agenda kita ini adalah untuk memantik mahasiswa dan teman- teman yang lain,” ujarnya.

Dalam aksi ini, HMI memiliki lima poin aspirasi yang diantaranya menyangkut penolakan kenaikan harga BBM; menolak kenaikan tarif dasar listrik; memberantas mafia migas dan pertambangan; menolak komersialisasi pendidikan, dan; mengecam tindakan represif aparat terhadap massa aksi.

Alawy menyebut bahwa aspirasi yang dibawakan oleh HMI Cabang Denpasar pada aksi ini juga merupakan agenda bersama masyarakat Bali.

“Selain untuk menginspirasi mahasiswa dan elemen-elemen masyarakat lain, kita bersama-sama menyampaikan aspirasi kita yang sebenarnya bukan hanya permasalahan mahasiswa saja, tapi menjadi menjadi agenda bersama masyarakat Bali,” tambah Alawy.

Selain itu, Alawy juga menekankan agar aksi represif aparat terhadap massa aksi yang terjadi di daerah lain agar tidak terjadi di Bali.

“Untuk di Bali kan belum (ada tindakan represif), jadi untuk mengantisipasi hal itu, di aksi pertama ini (menekankan) untuk tidak ada aksi seperti itu di Bali,” ujarnya.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini