Ridwan Kamil Tak Sependapat Usulan Wagub Jabar Poligami Solusi Penularan HIV/AIDS

Ridwan Kamil Tak Sependapat Usulan Wagub Jabar Poligami Solusi Penularan HIV/AIDS

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 24 Agustus 2022 | 17:00 WIB
Ridwan Kamil Tak Sependapat Usulan Wagub Jabar Poligami Solusi Penularan HIV/AIDS
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Balai Kota Jakarta, Rabu (31/8). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

SuaraBali.id - Setelah memberikan pernyataan kontroversial seputar solusi penanggulangan virus HIV/AIDS dengan cara poligami. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, jadi sorotan.

Usulannya terkait solusi pencegahan infeksi HIV-AIDS langsung dibantah oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa barat.

Lewat media sosial, Ridwan Kamil juga meluruskan berita yang beredar soal kasus HIV-AIDS di Kota Bandung, Jawa Barat.

Tak seperti Uu, Ridwan Kamil menegaskan Pemprov Jabar fokus pada kegiatan pencegahan HIV yang ia sebut rutin dilakukan.

"Pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat," tulis Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, pada akun Twitter pribadinya, Selasa (30/8/2022).

"Pemprov Jabar fokus pada kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam penanggulangan HIV AIDS dan IMS di Provinsi Jawa Barat," tambahnya.

Ridwan Kamil pun memberikan 8 poin kegiatan yang sudah dilakukan Pemprov Jabar dalam penanggulangan HIV-AIDS dan IMS, di antaranya:

  •     Melakukan skrining dini tes HIV pada provinsi kunci WPS (wanita pekerja seks), LSL (laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki), warga penasun (pengguna NAPZA dan jarum suntik), ibu hamil, pasien TB, warga binaan pemasyarakatan di layanan maupun secara mobile.
  •     Melakukan perluasan layanan konseling tes HIV, layanan perawatan dukungan, dan pengobatan.
  •     Melakukan peningkatan kapasitas petugas Puskesmas dalam pengembangan layanan tes dan treatment.
  •     Melakukan evaluasi triple eliminasi dengan sasaran ibu hamil yang di tes HIV, sifilis, dan Hepatitis untuk eliminasi  pada bayi baru lahir dari ibu positif HIV, sifilis, dan hepatitis.
  •     Melakukan pemantauan desentralisasi obat ARV di 27 Kabupaten/Kota.
  •     Melakukan pemeriksaan viralis bagi ODHA untuk melihat evaluasi penggunaan ARV.
  •     Melakukan pertemuan terkait kolaborasi TB HIV.
  •     Melakukan kegiatan pemetaan populasi kunci untuk mendapatkan gambaran estimasi populasi kunci.

Sebelumnya KPA Kota Bandung merilis adanya ribuan kasus penularan HIV-AIDS yang didominasi usia produktif sekitar 20-29 tahun.

Per Desember 2021 tercatat ada 12.358 pengidap HIV-AIDS yang melakukan pelayanan kesehatan di Kota Bandung

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini