SuaraBali.id - Warga yang kerap menikmati senja di Labuhan Haji, Lombok Timur atau sekadar berjalan-jalan di kawasan pantai, tentu tidak asing dengan pedagang ikan di pinggir jalan. Salah satu pedagang ikan tersebut adalah Fatimah, ia berjualan di lapaknya pada rabu sore (17/8/2022).
Di hari kemerdekaan Republik Indonesia ini, hari-harinya tetap mencari pundi-pundi rupiah. Mulai dari membersihkan sisik ikan, membakar arang, dan memberikan bumbu di atas ikan bakar.
Fatimah mengatakan sudah 17 tahun berprofesi menjadi pedagang ikan, omset penjualan per hari mencapai 200 ribu. Namun kini dihadapkan lagi dengan kondisi sepi pembeli.
"Belum merdeka, masih ada cicilan soalnya modal masih minjam", aku Fatimah sembari melayani pembeli di lapak jualannya.
Baca Juga:Upacara di Lotim Diwarnai Insiden Bendera Terbalik, Satpam Langsung Panjat Tiang
Ia mengaku harus membayar sewa lapak Rp 130 ribu per bulan. Sementara jika ikan-ikan yang ia jajakan tidak laku, solusinya menyimpan di dalam kulkas untuk dijual keesokan harinya. Solusi terakhir menjual ke pedagang di pasar dengan harga murah.
"Kalau gak laku taruh di freezer kadang dijual lagi,” keluhnya.
Lebih mirisnya lagi, Fatimah sempat menutup lapak sekitar dua tahun lamanya ketika pandemi melanda. Sebab saat itu masyarakat tidak ada yang berlibur.
"Pas pandemi libur total," tambah wanita yang berasal dari Desa Montong Meong, Kecamatan Labuhan Haji, Lotim ini.
Melihat kondisi saat ini dan dihadapkan dengan awal berjualan pada tahun 2006 menurut Fatimah sangat berbeda. Sebab omset turun drastis.
Baca Juga:Sempat Sandera Anak Kecil Saat Aksinya Kepergok, Pencuri Motor Diamuk Massa Hingga Kakinya Putus
"Kalau dulu ramai sekarang pembeli banyak cari ikan-ikan kecil dan ramai kalau lagi musim liburan saja,” katanya.
Salah satunya karena ada banyak pesaing yang juga berjualan ikan bakar.
Bukan hanya itu, pembeli lebih banyak mencari ikan ukuran kecil seperti tongkol yang tergolong murah. Tidak seperti ikan kakap yang dibeli sesuai dengan ukuran dan berat.
Harga ikan yang dijual Fatimah per kilogram adalah Rp 80 ribu belum termasuk nasi dan beberapa lauk tambahan lainnya.
Kontributor Toni Hermawan