Wali Kota Denpasar Ngayah Bawakan Tarian Topeng Sakral di Pura Mandahara Giri Semeru

Tari Topeng Dalem Sidakarya yang dibawakan Wali Kota Denpasar adalah salah satu tari sakral yang wajib ditarikan pada setiap upacara.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 22 Juli 2022 | 06:23 WIB
Wali Kota Denpasar Ngayah Bawakan Tarian Topeng Sakral di Pura Mandahara Giri Semeru
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara (tengah) membawakan tarian Topeng Dalem Sidakarya pada ritual Pujawali Bakti Penganyar di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Lumajang, Kamis (21/7/2022). [Istimewa]

SuaraBali.id - Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara "ngayah" di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Lumajang, Kamis (21/7/2022) dengan membawakan tarian Topeng Dalem Arsa Wijaya dan Topeng Dalem Sidakarya pada ritual Pujawali Bakti Penganyar.

Tari Topeng Dalem Sidakarya yang dibawakan Wali Kota Denpasar adalah salah satu tari sakral yang wajib ditarikan pada setiap upacara.

"Ritual Pujawali di Pura Mandhara Giri Semeru Agung ini merupakan momentum bagi umat Hindu untuk selalu eling dan meningkatkan bakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan)," kata Jaya Negara.

Ia berharap rangkaian acara tersebut menjadi momentum untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama dan lingkungan, sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.

Baca Juga:47 Tahun Buat Jukung, Pria Asal Jembrana Ini Ingin Permainan Tradisional Tetap Lestari

Tari Topeng Dalem Sidakarya datang dari Lumajang, Jawa Timur. Selain itu, sebagian besar masyarakat Bali juga berasal dari Jawa Timur, khususnya kawasan Gunung Semeru.

Topeng Dalem Sidakarya memiliki makna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Topeng Sidakarya menjadi lambang bahwa pekerjaan atau karya yang digelar sudah selesai dengan baik.

Tari topeng ditampilkan sebagai tari persembahan yang bertujuan agar upacara dapat terselenggara dengan baik dan selamat serta terhindar dari segala bahaya.

Rangkaian Bakti Penganyar diawali dengan Tari Rejang Sari dan Rejang Renteng yang dibawakan oleh WHDI Kota Denpasar, Tari Baris Gede dibawakan oleh Perbekel/Lurah Kota Denpasar, Wayang Lemah, dan Topeng Wali.

Iringan suara kidung dan gamelan menambah khidmat suasana. Bakti Penganyar diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipimpin Ida Pedanda Gede Karang Ngenjung, Griya Keniten Duda Karangasem.

Baca Juga:Videonya Sempat Viral, Bule Spanyol dari Bali Dikira Jadi Pengamen di Mandalika

Ketua PHDI Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Edy Sumianto mengatakan piodalan atau pujawali itu upacara tahunan yang diselenggarakan oleh umat Hindu

Keberadaan Pura Mandhara Giri Semeru Agung perpaduan antara Hindu Jawa dan Hindu Bali. Karenanya, setiap pelaksanaan Bhakti Penganyar upacara lainnya selalu dipadukan dengan pemkab/pemkot di Provinsi Jawa Timur

"Seperti hari ini Bakti Penganyar dari Pemkot Denpasar juga dilaksanakan bersama-sama dengan Pemkab Situbondo, Bondowoso dan Jember," katanya.

Di tahun 2022, lanjut Edy Sumianto, piodalan di Pura Mandara Giri Semeru akan berlangsung selama 11 hari, dimulai sejak Rabu (13/7) hingga Minggu (24/7).

Dalam rentang waktu itu, umat Hindu yang sebagian besar dari Bali silih berganti datang selama 24 jam untuk melakukan persembahyangan.

Sebelum menuju Pura Mandhara Giri Semeru Agung, rombongan Pemkot Denpasar  melaksanakan persembahyangan di Pura Rambut Siwi Jembrana, Pura Agung Blambangan Banyuwangi yang dilanjutkan dengan penyerahan sembako dan alat penunjang protokol kesehatan kepada pemangku setempat. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak