SuaraBali.id - Baru-baru ini, warga Desa Pohgading dan Pohgading Timur, Kecamatan Pringgabaya digegerkan dengan penemuan serpihan yang diduga bangkai kapal yang berumur ratusan tahun di area tambang pasir besi yang ada di Pantai Muara Harapan, Dusun Dedalpak, Desa Poh Gading, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur (Lotim).
Serpihan Itu menarik perhatian warga sekitar untuk berbondong-bondong ke pantai guna menyaksikannya.
Namun sayang, sejauh ini pemerhati sejarah mengeluhkan tangan usil masyarakat yang mengambil beberapa bagian serpihan kapal dengan dalih untuk berobat.
Pemerhati sejarah Desa Poh Gading, Asri mengatakan temuan ini sudah dilaporkan ke pihak berwenang.
Baca Juga:Serpihan Kayu Diduga Kapal Belanda Ratusan Tahun Muncul di Lombok Timur, Warga Geger
Namun belum ada tanggapan untuk melakukan penyelidikan ke lokasi penemuan serpihan kapal. Sejauh ini sudah terpasang garis polisi di lokasi.
"Kita sudah laporkan tapi belum ada yang turun garis polisi juga sudah terpasang dua hari lalu", kata Asri kepada suara.com, Senin (18/7/2022)
Penemuan serpihan kayu kapal pada Kamis, 14 Juli 2022. Sebelum viral, masyarakat setempat sudah mengetahuinya dan berbondong-bondong untuk melihat.
Tidak hanya itu, masyarakat juga mengambil serpihan besi dan kayu.
"Alasannya macam-macam ada yang ambil katanya untuk berobat", keluh Asri.
Baca Juga:Petaka di Jurang Pusuk Sembalun Tewaskan 3 Orang, Polisi Minta Pagar ke Pemerintah
Meskipun dipasangi garis polisi, ketika air mulai surut warga berbondong-bondong-untuk menyaksikan bongkahan kapal yang diduga berumur ratusan tahun ini.
"Sebelum viral udah ada yang ambil, katanya paku terbuat dari kuningan dan kayu yang masih bagus ada yang ambil,” lanjutnya.
Informasi yang diterimanya dari dari para orang tua dan tokoh masyarakat, kemungkinan bongkahan kapal yang sempat viral ini peninggalan Belanda atau kapal China yang tenggelam di wilayah itu.
Namun ia tidak ingin berspekulasi terlalu jauh, sebab bukan kapasitasnya untuk menjelaskan.
"Itu menurut cerita dari orangtua kami", katanya.
Menurut Asri, rongsokan kapal tersebut bisa dijadikan situs sejarah dan cagar budaya daerah setempat.
Namun perlunya ada pihak berwenang untuk mengidentifikasi dan memberikan keterangan.
"Kalau kami yang mau teliti enggak punya alat dan enggak berwenang, sekarang alam yang menunjukkan", katanya.
Salah satu pengunjung dari Desa Poh Gading, Inak Hera mengatakan informasi yang didengar dari masyarakat ditemukan berupa konde dan piring yang terbuat dari kuningan.
"Saya dengar katanya ada yang dapat", ujarnya.
Senada dengan itu, Amaq Tiara juga mendengar kabar adanya pengunjung yang mendapatkan barang antik. Dalam bongkahan kayu juga bertuliskan 1982.
Namun beberapa bagian kapal yang diambil masyarakat untuk dijadikan obat, Amaq Tiara kurang mengetahui hal itu.
"Kalaiiitu kurang tau," akunya
Menurut cerita para orang tua terdahulu, kata Amaq Tiara pada zaman dulu sebagai pelabuhan. Hal ini diperkuat sebelum memasuki area pantai muara Harapan terdapat kuburan China.
Kontributor : Toni Hermawan