SuaraBali.id - Kota Ende terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayah ini dijuluki Kota Pancasila. Ende sendiri adalah kota kabuaten terbesar di Pulau Flores.
Kota Ende terdiri dari 4 Kecamatan, 12 Kelurahan, dan 41 Desa. Pada tahun 2021, jumlah penduduknya mencapai 87.299 jiwa dengan luas wilayah 64,21 km dan sebaran penduduk 1.360 jiwa/km.
Dalam sejarahnya Kota Ende merupakan sebuah kerajaan. Dimana penduduk daerah ini disebut sebagai orang Lio-Ende. Kota Ende sempat menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan aktivitas politik selama beberapa dekade.
Kota ini menjadi saksi pemberontakan yang dipimpin oleh Nipa Do dikenal sebagai Watu Api dan Mari Longa (1916-1917).
Baca Juga:Mama Maria Tunda Jualan ke Pasar Demi Melihat Jokowi Saat Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende
Pada tahun 1934, Presiden Soekarno juga pernah diasingkan ke Kota Ende oleh pemerintah kolonial Belanda.
Sesudah diasingkan ke Kota Ende, Soekarno diasingkan kembali ke Rengasdengklok untuk persiapan kemerdekaan Indonesia sekaligus pelantikan menjadi presiden Indonesia. Hal ini tercantum dalam sejarah bangsa Indonesia.
Selama 4 tahun Bung Karno tinggal di Ende kala menjalani pengasingan. Ia menempati Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di Jalan Perwira, Kota Ende.
Tempat ini menjadi saksi kehidupan Bung Karno bersama istrinya, Inggit Garnasih.
Hingga saat ini rumah pengasingan Bung Karno itu dijadikan museum, jika berkunjung ke sana pengunjung bisa melihat ruang tamu tempat Bung Karno biasa menerima tamu kala itu.
Baca Juga:Yunance Girang Rumahnya Didatangi Jokowi, Awalnya Ada Paspampres Numpang Toilet
Beragam perabotan rumah tangga, fasilitas rumah seperti sumur, kamar mandi pun masih bisa dilihat hingga sekarang di rumah itu.
Wisata Dan Budaya Ende
Selain bisa melihat sejarah Pancasila dari Kota Ende, kota ini juga menyimpan keindahan alam yang menakjubkan.
Jika anda pernah melihat gambar di uang Rp 5 ribu zaman dulu, anda pasti tahu keindahan Danau Kelimutu yang terletak di Ende.
Taman Nasional Kelimutu menyimpan keindahan alam luar biasa. Danau Kelimutu adalah danau tiga warna yang indah, yakni Tiwu Ata Polo, Tiwu Ata Mbupu, dan Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai.
Adanya 3 danau ini ditengarai karena aktivitas vulkanik Gunung Kelimutu pada masa lampau. Ketiga danau warna yang terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende.
Pesona itu berasal dari warna ketiga danau yang berbeda satu sama lain. Warnanya juga diketahui selalu berubah dari waktu ke waktu.
Adapun suku terbesar di wilayah Kabupaten Ende, yakni Suku Lio, meyakini Kelimutu adalah tempat sakral yang disebut dalam bahasa setempat "keli eo bhisa gia" atau yang memiliki makna gunung yang sakral.