Bangunan SDN 2 Padak Guar Memprihatinkan, Siswa Harus Siram Lantai Hingga Khawatir Ada Binatang Berbisa

Sebelum memulai pembelajaran siswa dan guru gotong royong untuk menyiram lantai kelas.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 24 Mei 2022 | 09:00 WIB
Bangunan SDN 2 Padak Guar Memprihatinkan, Siswa Harus Siram Lantai Hingga Khawatir Ada Binatang Berbisa
Kondisi ruangan SDN 2 Padak Guar, Sambelia, Lombok Timur, NTB sesudah mengganti triplek sebagai tembok kelas. [Foto : Istimewa]

SuaraBali.id - Pasca gempa mengguncang Lombok 2018 lalu, bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Padak Guar, Sambelia, Lombok Timur rata dengan tanah. Namun sayang, pembangunan sekolah ini tidak kunjung diperbaiki secara tuntas.

Terpaksa sebagian siswanya belajar di Hunian Sementara (Huntara) yang kondisinya cukup memprihantinkan.

Kepala SDN 2 Padak Guar Miftahul Jannah mengakui ada empat ruangan yang kondisinya memprihantikan pasca gempa. Sebagian siswanya mulai dari kelasa I, II, dan III masih belajar di kelas-kelas sementara yang dibangun pasca gempa.

Bangunan kelas sementara yang dipakai bertahun-tahun sudah mulai rapuh. Sebab tembok sekolah menggunakan triplek dan kondisinya sudah berlubang.

Baca Juga:Dipanah Oleh Orang Misterius di Mataram, Ini Hasil Olah TKP Dan Keterangan Istri Korban

Solusinya pihak sekolah menggantinya menggunakan pagar dan triplek baru mengunakan Dana Operasional Sekolah (BOS) yang dimiliki. Sebab belum ada kejelasan waktu pembangunan gedung sekolah dari dari pihak terkait.

“Kalau ruang kelas baru belum ada respons kasian anak-anak” keluh Jannah kepada suara.com, Senin (23/5/2022). 

Ia melanjutkan, mengganti tembok sekolah yang rusak menelan anggaran sekitar Rp 5 juta. Hal ini disebabkan kondisi yang sudah tidak layak.

Meskipun sudah diganti, kondisi ruangan kelas cukup  panas dan lantainya berdebu. Sebelum memulai pembelajaran siswa dan guru gotong royong untuk menyiram lantai kelas.

“Sebelum memulai belajar lantainya disiram, kami dari pihak sekolah berencana akan mengganti lantai kelas, kita berbenah sedikit demi sedikit,” katanya.

Baca Juga:Akhir Pekan Ini Beberapa Wilayah NTB Diperkiran Diguyur Hujan Deras Dan Angin Kencang

Jannah mengakui,  pemerintah memanga sudah membangun empat ruang kelas dan baru bisa  ditempati beberapa bulan ini. Ruangan ini dipergunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kelas IV, V, dan VI.

Serta satu ruangan dipergunakan untuk rungan guru dan kepala sekolah. Kelas I, II, dan III belajar di Huntara,” terangnya. 

Bukan hanya prihal kondisi sekolah yang tidak layak, Jannah juga mengkhawatirkan adanya gangguan dari binatang buas. Sebab sekolah ini hanya dibatasi dengan tembok pagar dengan sawah milik warga.

“Takut juga kalau ada binatang berbisa seperti ular,” keluhnya.

Kontributor: Toni Hermawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak