Menariknya di sini pernyataan Prof Mahardika yang menyebut bahwa Varian COVID-19 Omicron ialah ibarat vaksin alami.
“Omicron menyediakan vaksin alami. Munculnya Omicron ini mendandakan akhir dari pandemi, jadi pergilah ke tempat ibadah puji syukur end of the game," ujar dia.
Disinggung mengenai transisi pandemi ke endemi, menurut Prof Mahardika, kembali lagi pada perkembangan situasi yang dievaluasi setiap 3 bulan sekali. Karena penentuan status endemi adalah faktor politis, sedangkan dari sisi scientific melihat perkembangan dalam periode tertentu.
"Kita perlu memantau paling tidak dalam periode tertentu tidak bisa hanya satu hari, satu bulan minimal 3 bulan bisa dipantau perkembangannya setiap 3 bulan. Secara politis peran WHO tentu ada dan pemerintah Indonesia, karena tidak hanya melihat keadaan sekarang tetapi melihat resiko semua penduduk dari negara - negara lain," bebernya.
Baca Juga:Aturan Penggunaan Masker di Bandara Ngurah Rai Bali Dan Tes Covid-19 Terbaru
Sedangkan berdasarkan pantauan Suarabali.id, di wilayah Kota Denpasar meskipun Presiden Jokowi sejak semalam sudah mengumumkan boleh melepas masker di luar ruang, namun di jalanan masih banyak warga yang memilih tetap memakai masker ketika di jalan raya, seperti salah satu pengendara bernama Naya (30).
"Ya, saya sudah tahu beritanya pengumuman itu dari semalam, tapi memang dari sebelum pandemi kalau di luar apalagi di jalanan karena bukan hanya karena virus tapi juga debu polusi asap sepeda motor, jadi memang dari dulu lebih nyaman pakai masker kalau di luar di jalanan, mungkin kalau tidak sedang berkendara, di luar ruang dan tidak kerumunan ya lebih baik lepas masker," kata Naya.
Sementara itu di fasilitas umum publik seperti di Lapangan Puputan Badung terpantau sejumlah masyarakat juga yang hanya duduk-duduk nongkrong umumnya masih mengenakan masker sementara yang berolahraga memang memilih melepas masker mereka.
Kontributor : Yosef Rian
Baca Juga:Diduga Karena Hepatitis Akut Misterius, 5 Orang di DKI Jakarta Meninggal Dunia