Arti Dan Maksud Ziarah Kubur Pada Lebaran Idul Fitri yang Menjadi Tradisi Masyarakat Lombok

Selanjutnya mereka melakukan zikir dan doa, setelah itu baru menabur bunga yang telah dicampur dengan air tersebut di atas makam.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 03 Mei 2022 | 09:36 WIB
Arti Dan Maksud Ziarah Kubur Pada Lebaran Idul Fitri yang Menjadi Tradisi Masyarakat Lombok
Warga saat melakukan ziarah kubur di pemakaman umum Merobok Desa Gemel, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (2/5/2022) (ANTARA/Akhyar)

SuaraBali.id - Warga di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat memadati sejumlah tempat pemakaman umum (kuburan) sejak dini hari hingga siang pada Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Mereka melakukan ziarah kubur yang telah menjadi tradisi setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.

Berdasarkan pantauan di pemakaman umum Merobok Desa Gemel, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, sejak pukul 05.00 Wita setelah selesai shalat subuh warga berdatangan ke pemakaman untuk berzikir dan berdoa.

Hal ini dilakukan supaya orang tua maupun keluarga mereka yang telah meninggal dunia selamat di alam barzah.

Warga yang datang berziarah terlihat membawa air menggunakan botol atau teko air minum yang telah diisi air bercampur dengan bunga dan ditaruh di atas makam orang yang didoakan.

Selanjutnya mereka melakukan zikir dan doa, setelah itu baru menabur bunga yang telah dicampur dengan air tersebut di atas makam.

"Saya datang untuk ziarah kubur di makam orang tua," kata Candra pengujung ziarah kubur di Praya, Senin.

Tradisi ziarah kubur yang dilakukan setiap hari Lebaran tersebut, membawa berkah atau rezeki bagi para penjual air minum dan bunga serta juru parkir dadakan.

Seperti di pemakaman umum di Kota Mataram, para pedagang bunga dan air berjejer menawarkan dagangannya kepada para pengunjung.

"Bunga pak, tiga bungkus Rp5 ribu," kata salah satu penjual bunga.

Omzet penjualan bunga mulai dari H-1 Lebaran hingga hari lebaran terus meningkat bila dibandingkan dengan sebelumnya. Dimana sebelum lebaran omzet penjualannya mencapai Rp50 ribu per hari, namun saat lebaran meningkat Rp100 ribu lebih.

"Banyak yang beli kalau hari Lebaran," katanya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh para penjual air botolan, mereka menawarkan kepada para pengunjung yang tidak membawa persiapan untuk ziarah kubur.

"Silakan air Rp5 ribu pak, bu," katanya.

Sementara, para juru parkir dadakan juga mendapatkan berkah dari para pengunjung ziarah kubur, yakni kendaraan roda dua pengunjung membayar uang parkir Rp2 ribu dan kendaraan roda empat Rp5 ribu. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak