Pedagang Kios Pertamini di Denpasar Kosongkan Pertamax, Ganti Pertalite Karena Lebih Murah

Pedagang toko kelontong yang menjual Pertamini, Mbok Ade mengaku hanya menghabiskan sisa stok BBM Pertamax karena menjual Pertamax sepi peminat.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 05 April 2022 | 17:20 WIB
Pedagang Kios Pertamini di Denpasar Kosongkan Pertamax, Ganti Pertalite Karena Lebih Murah
Pedagang bensin Pertamini di Jalan Glogor Carik, Denpasar, Bali mengeluhkan kenaikan harga BBM, pada Selasa (5/4/2022) [SuaraBali.id/Yosef Rian]

"Saya sudah dari awal pakai pertalite, kalau naik ya tidak bisa jalan saya nanti, kemarin di sini (SPBU Hayam Wuruk,-red) ngantre, tiga hari yang lalu saya sempat ke sini sempat kosong, katanya sedang pengiriman," ujarnya.

Konsumsi Pertalite Naik 15 Persen di Bali

PT. Pertamina Patra Niaga mencatat peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite sebesar 15 persen di wilayah Bali.

Hal ini disampaikan Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochamad Idhani dalam keterangan kepada awak media, pada Selasa (5/4/2022).

Baca Juga:Kadiskes : Bali Sangat Siap Diputuskan Endemi Covid-19

"Semenjak 1 April 2022, telah terjadi peningkatan konsumsi produk BBM jenis Pertalite dan Biosolar masing-masing sebesar 15% dan 10%," ujarnya.

PT Pertamina Patra Niaga terus memastikan penyaluran BBM RON 90 yaitu Pertalite serta solar bersubsidi berjalan lancar di tengah permintaan yang meningkat.

Deden menambahkan, untuk wilayah Bali penyaluran bulanan Pertamax sebesar 12.200 Kiloliter (KL), Pertalite sebesar 55.000 KL dan Solar sebanyak 13.000 KL per bulan.

“Untuk stok BBM di seluruh Terminal BBM dalam kondisi aman dan cukup, namun dikarenakan proses penyaluran dari terminal BBM ke SPBU menggunakan mobil tangki dan membutuhkan waktu maka apabila ada SPBU yang butuh suplai maka ada jeda waktu pengisian ke SPBU tersebut," jabar Deden

Namun demikian Deden memastikan, harga kedua produk tersebut tidak mengalami kenaikan yaitu Pertalite dengan harga Rp 7.650/liter dan Solar subsidi Rp 5.150/liter.

Baca Juga:Desa Muslim Beragam Etnis di Kampung Kusamba Klungkung, Ini Asal Usulnya

Mengenai dugaan peralihan konsumsi masyarakat dari Pertamax ke Pertalite, menurut Deden hal tersebut dikembalikan kepada konsumen sebagai pemilik kendaraan.

“Tentunya pengisian jenis BBM merupakan hak konsumen yang disesuaikan dengan kemampuan dan spesifikasi kendaraan," kata dia.

Namun, jika konsumen yang sebelumnya telah menggunakan Pertamax dan terus menggunakan produk tersebut pihaknya sangat mengapresiasi karena dengan penggunaan Pertamax artinya mendukung terciptanya udara yang lebih bersih.

Selain itu, Deden juga mengingatkan agar konsumen tidak perlu mengkhawatirkan pasokan BBM di SPBU.

“Kami sangat mengapresiasi jika konsumen tidak panic buying, karena stok BBM di Terminal-terminal BBM kami sangat cukup, namun dikarenakan proses pendistribusian menggunakan mobil tangki maka kami membutuhkan waktu perjalanan atau proses penyaluran dari Terminal BBM ke seluruh SPBU,” papar Deden.

Deden menambahkan, jika konsumen menemukan kendala ketersediaan produk di SPBU diharapkan dapat menghubungi Pertamina Contact Center 135 .

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini