Tiga Gili di Lombok yang Sepi Karena Pandemi Kini Diserbu Ribuan Turis Asing dari Bali Saat Nyepi

Dari 1.600 turis asing yang datang, kata dia, sekitar 1.000 orang yang menikmati liburan di Gili Trawangan, sisanya menyebar di Gili Meno, dan Gili Air.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 04 Maret 2022 | 08:00 WIB
Tiga Gili di Lombok yang Sepi Karena Pandemi Kini Diserbu Ribuan Turis Asing dari Bali Saat Nyepi
Suasana matahari terbit di Gili Trawangan, Kepulauan Gili, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (6/3/2021). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar]

SuaraBali.id - Saat perayaan Nyepi di Bali, sebanyak 1.600 turis asing datang ke Bali dan berlibur di kawasan wisata tiga gili Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Hal ini karena aktivitas di Pulau Dewata dihentikan sementara selama Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1944.

Para wisatawan asing tersebut datang dari Bali ke kawasan wisata Gili Meno, Air, dan Trawangan (Matra) menggunakan kapal cepat.

"Para wisatawan asing itu mulai berdatangan ke Gili Matra sejak tiga hari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi, dan puncaknya pada Rabu (2/3)," kata Ketua Gili Hotels Association (GHA) Lalu Kusnawan, Kamis (3/3/2022).

Dari 1.600 turis asing yang datang, kata dia, sekitar 1.000 orang yang menikmati liburan di Gili Trawangan, sisanya menyebar di Gili Meno, dan Gili Air.

Kusnawan menambahkan, para turis asing tersebut akan berada di tiga gili selama tiga hingga lima hari. Kemudian mereka akan kembali lagi ke Bali setelah aktivitas kembali normal.

"Para pengelola hotel tidak ada yang menawarkan paket Hari Raya Nyepi seperti saat kondisi normal (sebelum COVID-19), jadi murni wisatawan datang menggunakan jasa biro wisata secara online," ujarnya.

Adanya ribuan wisatawan ke Gili Matra tentu sangat berdampak terhadap seluruh aktivitas pariwisata di Gili Matra yang sepi dari kunjungan wisatawan sejak pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia pada 2020.

Selain hotel-hotel, kata Kusnawan, kedatangan tamu asing tersebut juga memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal, seperti pedagang warung, penyewaan sepeda, penyewaan alat selam (snorkeling) hingga transportasi tradisional khas Lombok (cidomo).

"Kalau lihat dampak dari Hari Raya Nyepi cukup besar bagi pelaku pariwisata di tiga gili, kalau dibandingkan saat World Superbike (WSBK) Mandalika pada November 2021, tidak ada apa-apanya," tandasnya. (ANTARA)   

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak