Strategi Provinsi Bali Hadapi Gempuran Varian Omicron

Penambahan kasus harian COVID-19 sudah mengalami sedikit penurunan

Muhammad Yunus
Minggu, 20 Februari 2022 | 18:02 WIB
Strategi Provinsi Bali Hadapi Gempuran Varian Omicron
Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Made Rentin (tiga dari kiri) saat berbincang dengan sejumlah manajemen rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 [Suarabali.id/ANTARA]

Konversi tempat tidur

Menghadapi lonjakan kasus positif COVID-19 yang bisa terjadi sewaktu-waktu karena terjangan varian Omicron, Pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten/kota se-Bali sudah menyiapkan ancang-ancang dengan melakukan konversi tempat tidur perawatan di RS rujukan.

"Merespons lonjakan kasus konfirmasi positif COVID-19, kami dapat segera melaksanakan konversi layanan. Ditargetkan lebih dari 40 persen untuk RS pemerintah dan maksimal 30 persen untuk RS swasta," katanya.

Konversi layanan kesehatan di rumah sakit tidak saja mencakup konversi tempat tidur, juga penambahan alat, dan tenaga kesehatan.

Baca Juga:Pakar Ini Sebut Varian Omicron Lebih Berbahaya Ketimbang Varia Delta Secara Epidemologis

Rentin yang juga menjabat Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali ini tidak menampik bahwa sebelumnya jika memperhatikan perbandingan tingkat hunian dengan BOR (bed occupancy rate) sempat terlihat tinggi.

Namun, hal itu karena tempat tidur yang dialokasikan untuk COVID-19 di 62 rumah sakit rujukan belum maksimal (masih rendah) sesuai direncanakan.

Jika melihat kondisi puncak kasus COVID-19 tahun lalu (varian Delta), saat itu total kapasitas tempat tidur yang disiapkan sekitar 3.052 tempat tidur (2.705 tempat tidur isolasi non-intensif + 347 ICU). Tetapi, hingga 17 Februari 2022, sudah tersedia 2.716 tempat tidur (2.467 non-intensif + 249 ICU).

Hal ini dikarenakan sebelumnya ada beberapa tempat tidur rumah sakit yang dikembalikan ke status untuk pelayanan pasien umum atau menyesuaikan kebutuhan masing-masing rumah sakit.

Menurut dia masih ada potensi konversi tempat tidur perawatan non-intensif maupun yang intensif (ICU). Tentunya akan ditambahkan kembali, dengan memperhatikan evaluasi perkembangan situasi dan kondisi di lapangan.

Baca Juga:Lonjakan Kasus Varian Omicron, Perlukah Vaksin Covid-19 Dosis Keempat?

Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat, bed occupancy rate (BOR) atau tingkat penggunaan tempat tidur isolasi non-intensif hingga 17 Februari lalu sebesar 41,83 persen atau sudah terisi 1.032 tempat tidur dari kapasitas 2.467 yang disiapkan.

Selanjutnya untuk BOR tempat tidur isolasi intensif (ICU) sebesar 35,74 persen. Dari kapasitas 249 tempat tidur yang disiapkan, sudah terisi sebanyak 89 tempat tidur.

BOR di rumah sakit dalam beberapa hari terakhir sudah menurun, dibandingkan posisi sebelumnya yang sempat menyentuh angka 51,11 persen untuk tempat tidur isolasi non-intensif dan 37,02 persen untuk tempat tidur isolasi intensif (ICU).

Sementara itu, bagi masyarakat Bali yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan juga telah disiapkan 19 tempat isolasi terpusat yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Bali dengan kapasitas total sebanyak 1.882 tempat tidur.

Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan menjadi hal penting yang diperhatikan Bali dalam menghadapi penambahan kasus harian COVID-19 yang masih fluktuatif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini