Orangtua Murid di Denpasar Mengeluh, Pembelajaran Kembali Daring Namun Belum Ada Subsidi Internet

Nia pun merasa sedih, pasalnya anaknya yang kelas 2 SD sudah mulai belajar melakukan sosialisasi.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 04 Februari 2022 | 13:36 WIB
Orangtua Murid di Denpasar Mengeluh, Pembelajaran Kembali Daring Namun Belum Ada Subsidi Internet
Ilsutrasi Belajar Online. (Dok: Istimewa)

SuaraBali.id - Kurnia, orang tua dari Bima, siswa sekolah dasar negeri (SDN) 6 Dauh Puri, Denpasar, Bali mengeluh dihentikannya pembelajaran tatap muka oleh Pemerintah Kota Denpasar dan kembali harus daring (dalam jaringan) alias belajar di rumah.

Hal ini karena, selain masalah sosialisasi anak yang akan kembali terganggu, beban orangtua di rumah semakin banyak, juga masalah ekonomi karena hingga kini belum ada arahan mengenai subsidi internet untuk mendukung pembelajaran daring.

Nia mengatakan mendapat surat edaran dari pihak sekolah kepada orang tua/wali murid tentang hasil rapat Satgas COVID-19 Kota Denpasar bersama Kadis Dikpora Kota Denpasar tanggal 3 Februari 2022 pukul 14.00 Wita.

Disebutkan hasil rapat diputuskan untuk sementara pembelajaran tatap ditunda/ditutup sementara sampai kasus COVID-19 melandai. Kegiatan pembelajaran di sekolah untuk sementara ditiadakan dan selanjutnya seluruh siswa kembali ke pembelajaran daring mulai dari tanggal 4 Februari 2022 sampai batas waktu yang belum ditentukan atau menunggu pengumuman lebih lanjut.

Nia pun merasa sedih, pasalnya anaknya yang kelas 2 SD sudah mulai belajar melakukan sosialisasi yang baik dengan guru san teman-temannya di sekolah setelah beberapa lama belajar di rumah saja.

"Anak sudah belajar dan bermain bersama teman-temannya dan guru di sekolah, sudah senang beberapa bulan belajar di sekolah, tidak jenuh di rumah terus, sekarang ada surat edaran harus daring lagi, kalau boleh jujur ya sedih," ucap Nia di rumahnya Denpasar, pada Jumat (4/2/2022)

Selain itu, Nia sebagai ibu rumah tangga harus mengurusi keperluan rumah tangga, keperluan dapur dan lain sebagainya bahkan juga mengurus anak keduanya yang masih berusia 3 tahun.

"Kalau daring harus mendampingi ikut sekolah karena anak saya masih kelas 2 SD mungkin beda dengan kalau sudah SMP atau SMA sudah bisa mandiri, kalau sekolah di rumah seperti ini pekerjaan saya di rumah menjadi tidak selesai-selesai karena harus menunggu anak belajar daring, kalau pagi biasanya belanja sibuk masak bersih-bersih rumah, sekarang harus ikut sekolah, dan ngurus adiknya usia masih 3 tahun, masih rewel," bebernya.

Ibu muda berusia 32 tahun ini juga khawatir dengan pembelajaran daring akan membuat pengeluaran bengkak karena belum ada bantuan subsidi kuota internet dari pihak sekolah. Sedangkan pemasukan hanya dari suami yang sehari-hari kini banting setir menjadi driver ojek online.

"Kelas 2 ini belum ada sama sekali, mungkin karena baru kembali daring, sebelumnya kan sudah tatap muka di sekolah, kalau berkaca pengalaman sebelumnya yang jelas sangat menguras kuota internet, tapi dulu pas masih kelas 1 dapat kuota gratis khusus untuk pembelajaran daring, ya harapannya kalau daring lagi ada bantuan lagi," pesannya.

Selain menutup pembelajaran di sekolah dari Tingkat PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA/SMK yang semula telah menerapkan 100 persen Tatap Muka dikembalikan dengan Metode Daring, Pemkot juga menutup sejumlah fasilitas umum di Kota Denpasar juga ditutup kembali karena lonjakan kasus COVID-18 signifikan dalam sepekan terakhir.

Sebagaimana ditegaskan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa dalam sebuah rapat bersama jajaran Satgas COVID-19 pada Kamis (3/2/2022) kemarin.

Wakil Wali Kota menegaskan, pemerintah juga tetap mengoptimalisasi 6 langkah strategis untuk mengatasi lonjakan kasus covid 19 yang telah disepakati sebelumnya.

Hal ini mulai dari peningkatan kapasitas 3 T (tracing, testing, treatment), mengencarkan pelaksanaan vaksinasi termasuk booster, mewajibkan penerapan aplikasi Peduli Lindungi.

Selanjutnya Satgas Covid-19 Kota Denpasar juga menyiapkan Isolasi Terpusat (Isoter), Optimalisasi Rumah Sakit Rujukan mulai dari ketersediaan bed, oksigen dan obat-obatan.

Lalu, menggencarkan operasi yustisi penegakan protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi (5M).

Kontributor Bali : Yosef Rian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini