SuaraBali.id - Terjadinya gempa bumi secara berturut-turut dalam beberapa hari ini menjadi pertanyaan banyak orang terkait apa fenomena yang sedang terjadi. Terlebih beberapa gempa bumi juga sangat kuat hingga berpotensi tsunami.
Subkoordinator Pengumpulan dan Penyebaran Balai Besar Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III, Yohanes Agus Setyawan pun menjawab pertanyaan ini. Hal ini, menurutnya, disebabkan karena ada pelepasan akumulasi energi dalam bentuk gelombang seismik, akibat adanya patahan di wilayah tersebut biasanya terjadi di zona subduksi, jalur sesar atau patahan.
Gempa terjadi beberapa hari tersebut sebagian merupakan gempa jenis tektonik.
"Kondisi tersebut alami dan normal, di jalur tektonik sesar, patahan atau subduksi, terjadi gempabumi. Namun sekali lagi bahwa gempabumi tidak dapat diprediksi baik dari segi ukuran kekuatan gempanya maupun waktu kejadiannya," katanya, Jumat (17/12/2021) di Badung, Bali.
Gempabumi besar biasanya diikuti oleh gempa susulan di wilayah tersebut. Namun biasanya akan melemah baik dari frekuensi gempabumi maupun kekuatan gempabumi.
"Namun sekali lagi gempa unpredictable atau tidak dapat diprediksi," ucapnya.
Tidak semua gempabumi di laut berpotensi tsunami, ada faktor lain selain posisi episenter gempa di laut.
"Dari kekuatan gempanya (magnitude) yang besar, kedalaman pusat gempa yang dangkal, jenis patahannya vertikal," paparnya.
Dirinya bepesan adapun beberapa hal perlu diantisipasi jika terjadi gempabumi susulan. Utama jangan panik, tetap berpikir jernih. Lindungi kepala, dapat berlindung di bawah meja atau dengan tas, jauhi kaca jendela, dan potensi jatuhnya barang.
Selain itu juga Ikuti dan pahami informasi BMKG dapat diperoleh lewat berbagai media, salah satunya melalui aplikasi (infoBMKG).
"Jika potensi tsunami di wilayahnya, jauhi pantai dan ikuti rambu evakuasi dan arahan diberikan," tutupnya.