SuaraBali.id - Proses karya seni belakangan ini cenderung akan dilakukan dengan digital. Hal ini dianggap wajar karena adanya teknologi digital yang begitu massif.
Namun demikian ini juga berimbas pada minat geneasi muda untuk belajar melukis dengan cara tradisional. Karena kini lukisan pun sudah dicetak dengan cara digital.
Akibatnya, bisa semakin menjauhkan minat generasi muda terjun ke ke dunia seni lukis manual khususnya seni lukis berciri khas tradisional Bali.
"Karena seni lukis dikalahkan oleh digital sehingga selain anak muda enggan lagi belajar. Selanjutnya, cendrung para pembeli malah membeli lukisan yang print," jelas I Made Dedik Arsana, salah satu Pelukis tradisional Bali bergaya Desa Munggu,Badung sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan Suara.com.
Selain itu faktor lainnya yaitu, hasil dari menjual seni lukisan juga tidak menentu kapan lakunya sehingga berimbas pada pendapatan.
"Memang jika ditanya, ongkos harian melukis kapan lakunya tentu tidak tentu," cetusnya, Rabu (1/12/2021).
Melihat kondisi tersebut Dirinya akhirnya kembali memperkenalkan seni lukis berciri khas Bali dalam dua tahun terakhir, khususnya ke para generasi muda di Desa Munggu, Badung.