SuaraBali.id - Kuliner Medan umumnya sangat beragam. Mulai dari makanan ringan hingga buah-buahan seperti durian.
Tapi tentu saja tak ada yang bisa mengalahkan popularitas teri Medan sebagai salah satu kuliner Medan paling legendaris.
Teri nasi atau yang disebut juga dengan teri Medan sangat mudah didapatkan di sana dan tersedia hampir di seluruh pusat perbelanjaan modern, tradisional, dan terutama di pertokoan yang menjual oleh-oleh khas Medan.
Teri Medan juga dijual dalam kondisi masih mentah atau sudah diolah.
Baca Juga:Dikira Kebocoran Gas, Warga Kaget Aroma Menyengat Ini Datang dari Buah Durian
"Memang ini teri nasi atau teri Medan banyak yang minat. Kalau ada tamu dari luar provinsi datang bawa oleh-oleh ini," kata Rosma (28), salah seorang pedagang di pusat perbelanjaan Kota Medan.
Ia mengatakan, harga teri nasi Medan ini bervariasi, mulai dari Rp150 ribu hingga Rp180 ribu.
Sementara itu , sejarawan muda Kota Medan M Aziz Rizky Lubis menjelaskan, ikan teri sudah dikenal di Nusantara sejak abad ke-10 Masehi.
"Saya lihat dihikayat ikan teri ada satu prasasti yang ditemukan di salah satu wilayah di Indonesia, pada abad ke 10, sekitar tahun 900 an, itu sudah disebutkan, artinya sudah lama sekali sudah dikenal," katanya.
Aziz mengatakan, pada masa lampau teknik pengasinan ini ampuh untuk mengawetkan makanan.
Baca Juga:Ini Koleksi Batik Durian Lubuklinggau yang Tampil di Milan Fashion Week 2021
"Karena teknik pengasinan ini mampu mengawetkan usia makanan termasuk ikan itu sendiri yang mudah busuk, apalagi di masa itu jauh belum ditemukan kulkas," jelasnya.
Sementara, teri Medan mulai dikenal menjelang Proklamasi Kemerdekaan (medio 1930-1945).
"Setelah proklamasi itu semakin terkenal, panganan khas Medan, juga seiring meningkatnya perekenomian Kota Medan, banyak (pelancong) yang datang membawa Ikan Teri Medan sebagai oleh-oleh, begitu juga perantau yang datang, kembali lagi membawa ini (ikan teri) sebagai buah tangan," ungkap Aziz.
Menurutnya, setelah ditelusuri ternyata ikan teri ini tidak sepenuhnya dipasok dari perairan seputaran Kota Medan.
"Ikan teri ini tidak (sepenuhnya) didapat dari wilayah perairan di seputaran Kota Medan, bukan tidak ada, tapi pasokannya tidak mencukupi. Makanya diambilah dari Lampung, kemudian dia dikemas dan diolah di Medan itu sendiri," imbuhnya.
"Kalau saya lihat ada beberapa makanan yang khas dari Medan. Awalnya menggunakan teri ini karena banyak dicampur dengan kuliner Medan lainnya seperti lontong, nasi gurih dan lain-lain. Disamping jadi olahan tersendiri, juga jadi bahan pelengkap citarasa suatu produk makanan," tandasnya.
Kontributor : M. Aribowo