SuaraBali.id - Asal usul Danau Batur diceritakan dalam cerita rakyat Bali Danau Batur. Kisah ini juga biasa disebut cerita Kebo Iwa.
Dalam cerita rakyat Bali Danau Batur ini dikisahnya ada sepasang suami istri yang telah lama berumah tangga namun belum dikaruniai anak.
Setiap hari, mereka berdoa agar dikaruniai anak. Akhirnya, doa mereka dikabulkan. Sang istri mengandung dan kemudian melahirkan seorang bayi lelaki.
Namun sayang, setelah melahirkan, sang Ibu meninggal, tidak lama kemudian sang Ayah menyusul.
Baca Juga:Cerita Rakyat Bali Naga Basukih, Mahluk Mitologi Hindu
Bayi itu tumbuh sangat cepat, makannya juga banyak. Nafsu makannya setara dengan sepuluh orang dewasa. Ia diberi nama Kebo Iwa.
Karena kedua orang tuanya sudah tiada, para penduduk bergantian memberi makan Kebo Iwa.
Setelah dewasa, Kebo Iwa menjadi pemarah. Penduduk desa takut dengannya. Walaupun begitu, ia juga bersedia membantu penduduk desa yang membutuhkan tenaganya. Namun lama-kelamaan, para penduduk desa kewalahan untuk menyediakan makan Kebo Iwa.
Karena itu, warga berkumpul untuk membahas Kebo Iwa. Hasilnya, warga desa berencana untuk membuat sebuah kolam persediaan air guna mengatasi kekeringan di desa tersebut.
Jika rencana tersebut berhasil, tentu warga tidak akan kesusahan lagi mencari air untuk mengairi sawah mereka.
Baca Juga:Cerita Rakyat Bali Manik Angkeran, Kisah di Balik Asal Usul Selat Bali
Kemudian, salah seorang warga menemui Kebo Iwa. Orang itu lantas menjelaskan hasil diskusi warga.
“Asal diketahui sebenarnya air di dalam tanah wilayah kita itu melimpah. Oleh karena itu, kami meminta bantuanmu untuk membuatkan sumur yang sangat besar! Jika hasil panen bisa seperti dulu, tentu kami tidak kesulitan untuk memberimu makanan. Berapa pun juga jumlah makanan yang engkau butuhkan, kami pasti sanggup untuk memenuhinya.”
Ganti hari, Kebo Iwa memulai pekerjaannya. Kebo Iwa menggali tanah di tempat yang ditentukan Kepala Desa. Lokasi tanah tersebut dipenuhi batu kapur, sehingga sangat susah digali. Namun bagi Kebo Iwa, hal itu tidak masalah.
Ia mendongkeli batu-batu kapur lalu dilemparkan pinggir lubang. Tanpa terasa, lubang yang dibuat sudah banyak, begitu pula batu kapur yang dilemparkan Kebo Iwa.
Berhari-hari ia bekerja keras. Hingga akhirnya, air mulai memancar keluar.
Saat itu, para warga bersorak gembira. Kebo Iwa pun beristirahat di dalam sambil menyantap makanan yang dibawakan warga. Karena kekenyangan, ia ketiduran di kolam tersebut.
Tanpa terasa, air yang memancar semakin banyak, membuat tanah di sekitar kolam licin. Sebentar kemudian, bebatuan di pinggir kolam luruh ke bawah. Kebo Iwa tidak bisa berbuat apa-apa.
Air terus keluar hingga membanjiri desa tempat tinggal Kebo Iwa. Hingga akhirnya tercipta sebuah danau.
Danau itu disebut Danau Batur, sedangkan timbunan tanah yang di sekitar danau berubah menjadi gunung dan disebut Gunung Batur.