SuaraBali.id - Presiden Joko Widodo ingin memperlihatkan ekosistem hutan mangrove di Bali kepada para pemimpin dunia yang akan datang di KTT G-20 tahun 2022. Menurutnya, hutan mangrove di Provinsi Bali yang dibangun sejak tahun 2003 itu merupakan tempat percontohan rehabilitasi ekosistem hutan mangrove yang dimanfaatkan sebagai sarana edukasi, pariwisata, dan penguatan perekonomian dan bisa direplikasi ke provinsi lainnya.
“Ini juga mungkin akan menjadi salah satu venue yang akan kita perlihatkan kepada pemimpin-pemimpin G-20 tahun depan,” ujarnya saat mengunjungi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali, Jumat 30 Agustus 2021.
Presiden juga mengatakan bahwa pemerintah terus akan melakukan rehabilitasi serupa di kawasan pesisir guna melestarikan kawasan hutan mangrove dan mengantisipasi perubahan iklim dunia yang terus dan akan terjadi.
Presiden berharap penanaman mangrove di kawasan pesisir pantai dapat memperbaiki kualitas lingkungan, baik di pesisir maupun di daerah pantai.
“Melalui penanaman mangrove ini kita harapkan bisa mengurangi energi gelombang, bisa melindungi pantai dari abrasi, juga bisa menghambat intrusi air,” tambahnya.
Selain itu, Kepala Negara juga berharap rehabilitasi mangrove dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar melalui produksi hasil laut.
“Kita harapkan ada peningkatan dari baik produksi ikan maupun hasil laut lainnya, utamanya kepiting yang cocok untuk mangrove ini dan yang paling akhir adalah bisa meningkatkan pendapatan masyarakat,” lanjut Presiden.