Bali Buka Gerbang 14 Oktober, Jero Bayu Gendeng Telisik Soal 'Kebangkitan Materi'

Hari tersebut pun ditelisik melalui metode Tenung Bayu Gana dan Numerologi oleh peramal asal Bali Jero Master Made Bayu alias Bayu Gendeng.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 06 Oktober 2021 | 11:34 WIB
Bali Buka Gerbang 14 Oktober, Jero Bayu Gendeng Telisik Soal 'Kebangkitan Materi'
ILUSTRASI - Sejumlah warga mencari informasi di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Senin (27/11) sebelum pandemi Covid-19 merebak

SuaraBali.id - Bali akan membuka gerbang masuk melalui penerbangan internasional pada 14 Oktober 2021. Hal ini telah dinyatakan oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan dipertimbangkan waktunya secara sekala dan niskala.

Hari tersebut pun ditelisik melalui metode Tenung Bayu Gana dan Numerologi oleh peramal asal Bali Jero Master Made Bayu alias Bayu Gendeng.

Disebutkan bahwa hari itu memang memiliki unsur keberkahan. Penemu Tenung Bayu Gana itu mengatakan, 14 Oktober 2021 itu jatuh pada Kamis Pon, Triwara Beteng yakni lambang kemakmuran.

Sangawara tulus, catur wara jaya menunjukkan adanya peluang dan kejayaan. Namun yang perlu jadi catatan yakni keputusan ini rawan memunculkan pro dan kontra.

"Itu dilihat dari aimbol Curug Sedana Apit Gunung, artinya adanya kebangkitan materi yang belum bisa maksimal, namun akan baik kedepannya, namun bisa dijadikan awal yang baik," ujarnya Selasa (5/10/2021).

Namun menurutnya, adanya pro dan kontra dalam hal ini biasa, dan karena pada Triwara bertepatan Beteng, maka tetap tujuannya adalah untuk kemakmuran bersama.

Selanjutnya asa simbol api dalam tenung Bayu Ghana, yang menyimbolkan memunculkan adanya kebangkitan di sektor Bali Selatan.

"Bila dihitung dari tanggal 14 Oktober dengan serat jangka, maka ada peluang-peluang baik akan muncul, namun juga perlu diperhatikan protokol kesehatan. Itu karena jumlah angka 14 menghasilnya 5 yang artinya bimbang atau masih goyah atau belum stabil," katanya.

Ini, kata dia, juga bisa diartikan jangan cepat senang berlebihan dahulu dengan dibukanya pariwisata ini hingga sampai melupakan protokol kesehatan.

"Jumlah dari 14 oktober 2021 juga menghasilkan angka 2 atau juga belum kestabilan. Jadi perlu tetap menjaga protokol kesehatan,dan kewaspadaan," tutup Jero Bayu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak