"Saya memilih untuk belajar tentang itu selama 1 tahun sebelum saya bisa datang ke sini," lanjutnya.
Halima juga menceritakan pengalamannya saat bertemi dengan TNI AD.

Banyak anggota TNI AD yang syok saat mendengarnya fasih berbahasa Indonesia.
"Pertama saya bertemu dengan TNI AD, dan saya berkata bisa berbahasa Indonesia, mereka berkata, 'Wah. Tetapi Anda mempunyai kulit putih. Anda bisa berbicara bahasa Indonesia?' Dan saya berkata, 'Saya bisa, saya di sini untuk menjadi Translator'," ceritanya.
Baca Juga:Empat Prajurit TNI Tewas di Papua, TPNPB-OPM: Perang akan Mulai
Lebih lanjut Halima menjelaskan tugasnya sebagai penerjemah.

Ia berusaha mempermudah komunikasi antara tentara Amerika Serikat dengan TNI AD.
"Saya pikir ini kesempatan yang baik sekali karena saya akan bicara dengan mereka. Saat berkumpul rapat, ada beberapa kosakata yang sulit dan rumit dalam bahasa Inggris, maka saya akan terjemahkan dan mungkin mencari untuk kosakata yang lebih baik," lanjutnya.