SuaraBali.id - Asal-usul Tari Pendet menarik diketahui. Sebab Bali memiliki beragam seni rupa yang diwujudkan dalam berbagai bentuk salah satunya ke dalam bentuk seni tari. Tari Pandet diciptakan I Wayan Rindi tahun 70-an. Simak cerita tari pendet. Tari Pendet dari Bali.
Seni tari ini telah ada sejak zaman raja-raja dahulu kala yang diciptakan dengan makna atau maksud tertentu. Di mana gerakan tari mengungkapkan perasaan para penarinya.
Salah satu seni tradisional ini adalah tari Pendet. Tari Pendet merupakan sebuah tarian selamat datang yang dilakukan oleh empat orang atau lebih dan berpasang-pasangan dengan menggunakan properti berupa bokor.
Tari Pendet merupakan jenis tarian yang memiliki gerak sederhana yang awalnya merupakan sebuah tarian sakral yang diiringi gamelan
Baca Juga:Bali United Waspadai Persib dan Febri Hariyadi di Musim Baru Liga 1
Sifat kesederhanaan dari tari Pendet muncul pada susunan gerak yang selalu berjalan beriringan dengan penggunaan ruang dan waktu serta tata rias dan busana.
Tari Pendet mengalami perubahan dari tari wali (sakral) oleh adanya penyesuaian terhadap kepentingan pemenuhan kebutuhan akan hiburan dari tarian sakral menjadi tarian hiburan atau ucapan selamat datang.
Pada awal diciptakan tari Pendet dipentaskan di pura setiap upacara keagamaan.
Tari ini merupakan sajian untuk para leluhur yang disebut Bharata dan Barhari, yang juga menggambarkan penyambutan atas turunya para dewa ke Marcapada.
Tari Pendet dilakukan oleh para wanita dengan memakai pakaian adat membawa sebuah bokor yang penuh berisi canang sari, kawangan, dan bunga-bunga.
Baca Juga:Ratusan Warga Australia Tinggalkan Bali
Sebagian membawa alat-alat upacara seperti Sangku, cawan, kendi, dan lain-lainnya.
Kemudian untuk kepentingan akan pemenuhan kebutuhan hiburan pada 1967 I Wayan Rindi yang juga seorang seniman yang kemudian memodifikasi tarian ini sesuai dengan keinginannya bersama dengan Ni Ketut Reneng, I Wayan Rindi membuat sebuah tarian dengan pakem-pakem gerakan yang ada di tarian Pendet Wali, termasuk roh tarian tersebut. Semua dilakukan serupa hanya mengubah fungsi tarian sebagai penyambut tamu dengan menambah modifikasi gerakan yaitu pelemparan bunga ke arah tamu.
I Wayan Rindi juga berhasil mengajarkan tarian ini kepada ratusan orang, tak sekedar tarian saja melainkan juga makna dan gerakan tari, I Wayan kemudian wafat sekitar tahun 1976 dengan meninggalkan warisan tak benda yang sangat berharga dan disukai oleh banyak orang kini.
Kontributor : Kiki Oktaliani