SuaraBali.id - Kekinian, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, Bali mengembangkan program urban farming sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Berbekal izin dari pemilik lahan mulai digarap, dan tak disangka respon masyarakat akan urban farming sangat baik. Bersinergi dengan anggota PKK, hasil program urban farming ini mencapai Rp3,5 juta per bulan.
Dikutip dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id, hasil urban farming berupa sayur-mayur organik laris. Pembelinya adalah masyarakat sekitar maupun masyarakat luar desa.
Kepala Desa Baktiseraga, Gusti Putu Armada mengungkapkan untuk mengelola kebun ini dirinya menggandeng ibu-ibu anggota PKK.
Dengan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari BPD dan Gubernur, pihaknya membuat warung makanan yang dikelola anggota PKK. Dari hasil perkebunan itu bisa mendapatkan rata-rata Rp3 juta dalam sebulan.
Baca Juga:Wisata Bali: Dear Wisnus dan Kaum Milenial, Collina Restoran di Tampaksiring Menanti Anda
"Tergantung fluktuasi pertumbuhan sayur. Kadang sampai tiga juta lebih kadang juga kurang. Itu semua sudah dibukukan oleh tim desa sehingga jelas persentasenya ke PKK dan ke desa," ungkapnya.
Kades Armada mengungkapkan saat ini tengah berupaya untuk memenuhi permintaan sayuran dengan menambah luasan lahan yang digunakan untuk urban farming.
"Makanya kita perluas, banyak yang kontak utamanya di media sosial. Ada juga sekolah-sekolah yang sekalian mau belajar urban farming, sekalian orang tuanya belanja sayur disini," tandasnya.
Melihat potensi urban farming, Pemerintah Desa Baktiseraga berencana untuk menambah luasan dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong milik warga. Sehingga program ini bisa menambah pendapatan desa, juga meningkatkan perekonomian warga setempat.
Baca Juga:Wisata Bali: Misteri Jendela Istana Tampaksiring, Kesukaan Presiden Sukarno Bangun Pagi