Tak Seberuntung Tukang Bubur, Ini Kisah Tukang Cukur Gagal Naik Haji 2 Kali

Kisah tukang cukur gagal naik haji itu dari Sragen bernama Suwardi.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 10 Juni 2021 | 07:45 WIB
Tak Seberuntung Tukang Bubur, Ini Kisah Tukang Cukur Gagal Naik Haji 2 Kali
tukang cukur gagal naik haji (solopos)

SuaraBali.id - Nasib tukang cukur ini tak seberuntung nasib tukang bubur naik haji meski imajinasi di senetron "Tukang Bubur Naik Haji". Dalam kehidupan nyata ada tukang cukur gagal naik haji 2 kali.

Kisah tukang cukur gagal naik haji itu dari Sragen bernama Suwardi. Dia dipastikan dua kali batal naik haji lantaran kebijakan pemerintah yang kembali membatalkan pemberangkatan pada tahun ini.

Suwardi mendaftar haji pada akhir 2011 lalu. Ia sudah menunggu hampir 10 tahun tetapi belum bisa berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah.

Semula Suwardi dijadwalkan berangkat pada 2020 lalu. Pandemi Covid-19 membuat Suwardi batal berangkat pada tahun lalu dan tahun ini.

Baca Juga:Persipura Siap Arungi Piala AFC 2021 di Mana Saja

“Ya, bersabar. Mau bagaimana lagi. Manut pemerintah karena keadaannya masih seperti ini. Saya terus berdoa agar pandemi Corona ini segera selesai,” ujar Suwardi saat berbincang dengan wartawan seperti dilansir Solopos.com, Rabu siang.

Calon jamaah haji asal Tanjungpinang lakukan manasik (Antara)
Calon jamaah haji asal Tanjungpinang lakukan manasik (Antara)

Suwardi sudah melunasi biaya calon haji senilai Rp25 juta pada saat awal mendaftar haji 2011 lalu.

Uang puluhan juta rupiah itu merupakan hasil ganti rugi tanah milik orang tua di Karangtengah yang terkena proyek jalan tol Trans Jawa.

Separuh biaya haji itu merupakan simpanan hasil menjadi tukang cukur selama bertahun-tahun.

“Ya, 50 persen dari hasil ganti rugi jalan tol dan 50 persen dari simpanan jerih payah jadi tukang cukur ini,” katanya.

Baca Juga:Hampir Setahun Tanpa Klub, Putra Zinedine Zidane Resmi Gabung Tim Gurem Prancis

Semua persiapan sudah dilakukan. Baju ikhrom, paspor, dan seterusnya sudah di tangan Suwardi. Hanya saja, Suwardi belum vaksin Covid-19.

Keinginan Suwardi naik haji itu untuk memenuhi syariat agama. Ia rencana berangkat dengan adik iparnya, Marinem, 53.

Istrinya, Suwarti, 56, sudah umrah pada 2016 lalu. Adiknya Suwarno, 57, sudah berhaji pada 2005 lalu sehingga hanya adik iparnya yang belum ke Tanah Suci.

Ayah dari tiga anak itu mendapat penghasilan Rp100.000 per hari dari hasil mencukur rambut itu. Saat awal pandemi 2020 lalu, penghasilan Suwardi sempat turun jadi Rp60.000 per hari.

Umat Islam sedang menjalani ibadah di Kabah, Mekah (Shutterstock).
Umat Islam sedang menjalani ibadah di Kabah, Mekah (Shutterstock).

Namun, selama 2021 pendapatannya kembali normal.

Ia memungut biaya jasa tukang cukur itu sangat murah, yakni Rp5.000 per gundul. Padahal tukang cukur lainnya lainnya sudah sampai Rp10.000 per kepala gundul. Apalagi di barbershop bisa sampai Rp20.000-Rp25.000 per gundul. Dengan pendapatan Rp100.000 per hari itu maka Suwardi bisa mencukur 20 gundul per hari.

Seorang pelanggan setia, Suwanto, 62, warga Sargen Dok RT 019/RW 006, Sragen Wetan, Sragen, mengetahui bila Suwardi batal berangkat haji untuk kali kedua di 2021. Suwanto yang sudah berhaji pada 1996 itu selalu menasihati Suwardi agar bersabar dan selalu berdoa kepada Tuhan.

“Haji itu panggilan Allah SWT untuk datang ke Mekkah. Meskipun banyak uang tetapi belum dipanggil Allah maka tetap belum bisa berhaji. Saya menasihatinya dengan selalu membaca doa supaya bisa mendapat panggilan Allah ke Tanah Suci. Pembatalan ini bisa jadi untuk mengetes kadar keimanan Pak Suwardi karena berhaji itu sudah menjadi qodar Allah,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak