SuaraBali.id - Salah seorang warga di Lingkungan Gunung Sepang Lauk, Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat merobohkan kandang sapi yang dibangun bersama seorang temannya. Itu dikarenakan bantuan program penggemukan 10 juta ekor Sapi Braman Australia dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) hingga saat ini belum terealisasi.
Pemilik kandang Amaq Sinemah mengatakan, kandang sapi tersebut dibangun di atas tanah 1,5 are, dengan besar 5×3 meter memakan biaya sebesar Rp 1,5 juta, sebagai syarat untuk menerima bantuan tersebut.
”Kandang ini hampir delapan bulan kami buat, namun bantuan penggemukan itu tidak kunjung datang. makanya saya putuskan untuk merobohkan kandang ini,” ujar Amaq Sinemah sebagaimana dilansir Beritabali.com, Senin (7/6/2021).
Lokasi yang digunakan untuk pembangunan kandang tersebut sebelumnya merupakan bangunan pondasi rumah buat cucunya. Namun dengan adanya program tersebut dirinya memutuskan untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai kandang sapi.
Baca Juga:Heboh Dokter Sebut Hati Ayam dan Sapi Tidak Sehat untuk MPASI, Ini Kata Ahli Gizi
“Di sini (kandang) kami berdua, kami dijanjikan sama-sama sepasang, jadi kami sama-sama dua ekor, tapi sampai sekarang sapinya belum datang, makanya saya rusak dan jadiin atap gudang traktor,” katanya.
Kata dia, dirinya pernah mencari informasi terkait program tersebut kepada kepala Lingkungan, namun sampai saat ini dirinya belum menerima informasi terkait kejelasan program tersebut.
Dirinya berharap, kepada pihak terkait untuk segera merealisasikan program tersebut, ia tidak ingin kekecewaan yang ia rasakan tidak dirasakan oleh kelompok ternak yang lain.
Sementara itu Sekretaris DPD HKTI Iwan Setiawan menjelaskan, program tersebut sudah selesai dilakukan kepengurusan administrasi. Ia memastikan program tersebut akan segera terealisasi. Namun saat ini, program tersebut belum bisa terealisasi karena masih terkendala Pandemi Covid-19.
”Pengurusan administrasi nya sudah clear, tugas-tugas kami di HKTI Lotim juga sudah selesai, program itu kan dari Australia bekerjasama dengan kementerian. Kalau di luar itu di luar kewenangan kita,” kata Iwan saat dikonfirmasi via sambungan telepon.
Baca Juga:Jalan Utama Desa Dikepung Tenda Nikahan, Aksi Warga Nyelonong Giring Sapi Jadi Perdebatan
Kata Iwan, sambil menunggu program tersebut terealisasi, pihaknya bekerjasama dengan Pemda Lotim yakni Dinas Peternakan Lotim akan menambah kouta untuk bantuan KUR sapi, dan memprioritaskan masyarakat yang sudah memiliki kandang.
“Tidak ada yang sia-sia, kalau ada masyarakat yang sudah membuat kandang jangan dirusak dulu lah. Nanti yang sudah membuat kandang akan menjadi prioritas kita,” ucap Iwan.
Lebih lanjut Iwan menjelas, nantinya bantuan subsidi KUR sapi tersebut akan ditanggung langsung oleh pemerintah pusat, tidak lagi ditanggung oleh pemerintah daerah.
Adapun, jumlah kelompok peternak sapi yang sudah terdaftar di data base HKTI sebanyak 25.000 kelompok ternak dengan jumlah anggota yang bervariatif, dari 2 orang -10 orang per kelompok. Nantinya para kelompok peternak akan menerima sapi sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.
“Target kita 25.000 ekor per kirim untuk Lotim. Tapi kan kita tahu saat ini, haji saja dilarang apalagi impor sapi, mudah-mudahan semua ini cepat membaik, agar program ini bisa cepat terealisasi,” imbuhnya.
Untuk memastikan kondisi sapi yang akan diimpor dalam keadaan sehat, pihaknya akan mengirim 15 orang dokter hewan ke Australia.