KM Bandar Nelayan 188 Kecelakaan Diterjang Belombang 7 Meter

Saat itu terjadi akibat faktor cuaca buruk, badai, dan gelombang tinggi.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 21 Mei 2021 | 14:08 WIB
KM Bandar Nelayan 188 Kecelakaan Diterjang Belombang 7 Meter
KM Bandar Nelayan 188 kecelakaan. KM Bandar Nelayan 188 diterjang badai di Australia. (Antara)

SuaraBali.id - KM Bandar Nelayan 188 kecelakaan. KM Bandar Nelayan 188 diterjang badai di Australia.

Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada mengatakan KM Bandar Nelayan 188 membawa 20 anak buah kapal. Mereka kecelakaan di perairan Australia.

Saat itu terjadi akibat faktor cuaca buruk, badai, dan gelombang tinggi.

"Perusahaan (pemilik) KM Bandara Nelayan 188 pada 13 Mei 2021 melaporkan kepada Basarnas bahwa kapal nelayan ini mengalami kecelakaan yang menyebabakan ruang mesin kapal kemasukan air. Namun tidak bisa memastikan tempat kebocorannya sehingga menyebabkan badan kapal tenggelam," kata Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada saat ditemui di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat (21/5/2021).

Akibat sebagian badan kapal tenggelam, katanya, maka logistik ikut tenggelam. Hampir 2/3 badan kapal tenggelam ke laut sehingga posisi semua ABK berada di anjungan berdasarkan dokumen yang diperoleh Basarnas.

Saat itu posisinya berada di perairan internasional tetapi dekat dengan wilayah teritorial Australia kurang lebih 600 notical mile sebelah barat Australia.

Kapal nelayan itu berangkat pada 8 April 2021 dan mengalami kecelakaan pada 13 Mei 2021.

Kapten Kapal KM Bandar Nelayan 188 Mugiyono mengatakan dirinya tidak pernah membayangkan apabila saat berlayar akan diterjang badai hingga seperti ini.

Baca Juga:Repatriasi WNI ABK KM Bandar Nelayan 188

"Rasanya enggak bisa dibayangkan. Saat itu diterjang badai kira-kira dengan ketinggian 7 meter lebih," katanya.

Ia mengatakan pihak yang pertama kali menyelamatkan, yakni kapal Jepang selanjutnya dipindahkan ke kapal Australia HMAS ANSAC hingga dibawa menuju ke Pelabuhan Benoa, Bali.

"Pertama kali yang menyelamatkan adalah kapal Jepang terus dipindah dan langsung dibawa ke Benoa. Kami terapung-apung selama empat hari, makan seadanya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jepang dan Pemerintah Australia yang sudah membantu membawa pulang ke Tanah Air," katanya yang mengaku menjadi kapten kapal sudah tiga tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak