SuaraBali.id - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan overload. Tumpukan sampah menggunung saat dimusim kemarau rentan terjadi kebakaran akibat gas metan yang dihasilkan sampah.
“Tumpukan sampah menghasilkan gas metan yang rentan memicu kebakaran apalagi kini suhu mulai panas,” ujar Kepala DLH Tabanan I Made Subagia, dilansir laman BeritaBali, Selasa (27/4/2021).
Demi mencegah terjadi kebakaran, pihaknya telah melakukan berbagai perispan yang memang rutin dilakukan.
DLH Tabanan menyiapkan pompa termasuk selang yang panjang untuk menjangkau seluruh areal TPA. Pihaknya juga telah bekerjasama dengan desa dan subak untuk pengambilan air ketika terjadi kebakaran.
Baca Juga:Cegah Krisis Air, Kementan Bangun Embung untuk Petani Maluku Tengah
“Terpenting kami selalu koordinasi dengan Damkar dan siaga ketika terjadi kebakaran di TPA,” ungkapnya.
Terkait efektivitas penyemprotan eco enzym nusantara yang telah disemprotkan beberapa waktu lalu, Subagia mengaku sejauh ini belum kelihatan bisa menurunkan tumpukan sampah.
Namun, sudah terlihat ada perubahan warna sampah yang mungkin mulai terjadi pembusukan.
“Kalau mengurangi volume sampah, belum kelihatan nyata, namun ada perubahan warna sampah dan mungkin mulai terjadi pembusukan. Harapannya dengan penyemprotan eco enzym bisa mengurangi keberadaan gas metan untuk mencegah terjadinya kebakaran,” jelasnya.
Meski demikian, pihaknya tetap melakukan penyemprotan eco enzym setiap dua hari sekali. Selain itu, setiap truk sampah yang datang juga dilakukan penyemprotan eco enzym, yang mampu mengurangi bau.
“Penyemprotan eco enzym tetap kami lakukan termasuk untuk truk sampah yang baru datang,” pungkasnya.
Baca Juga:Jelang Musim Kemarau, Kementan Minta Daerah Manfaatkan Sumber Air