5 Cara Tentukan Awal Ramadhan di Indonesia, Bisa Pakai Perhitungan Jawa

Indonesia adalah negara beragam suku bangsa dan agama.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 12 April 2021 | 17:14 WIB
5 Cara Tentukan Awal Ramadhan di Indonesia, Bisa Pakai Perhitungan Jawa
Pemantauan hilal di Masjid Al Mahbrur, Surabaya. (Suara.com/Dimas).

2. Amati pasang surut air laut

Cara selanjutnya adalah mengamati pasang surut air laut. Pasang air laut yang tertinggi adalah pasang laut yang ketika terjadinya Ijtima atau bulan baru, inilah yang dijadikan pedoman pasang surut air laut dalam menetapkan awal bulan baru termasuk Ramadan.

3. Hisab atau perhitungan

Metode ini diadopsi organisasi keagamaan Muhammadiyah yang sejak awal menetapkan awal dan akhir Ramadan berdasarkan perhitungan bulan atau hari. Menggunakan cara ini cenderung lebih mudah karena tidak perlu mengamati air laut dan bentuk bulan di langit.

Baca Juga:Mudik Dilarang, Kebutuhan Pokok Selama Ramadhan di Jabodetabek Naik

4. Hisab Imkan Rukyat

Metode ini dianggap sebagai jalan tengah antara pendapat hisab dan Rukyatul Hilal. Di mana setelah melihat hilal dalam batas angka minimun tertentu, baik dari perhitungan maupun pengamatan, kemudian diterjemahkan dalam bentuk angka.

5. Perhitungan Jawa

Perhitungan ini juga dikenal dengan istilah hisab aboge. Perhitungan ini adalah sistem perhitungan pertama kali yang digunakan di Indonesia.

Sebelum Islam masuk ke Indonesia di Pulau Jawa berlaku kalender Hindu. Tetapi sejak masuknya Islam kalender Saka kemudian dipadukan dengan kalender Hijriah.

Baca Juga:Ada Bencana Alam Jelang Ramadhan, Maruf Amin Ajak Masyarakat Bersabar

Metode Aboge dalam menetapkan bulan Ramadan masih digunakan oleh mayoritas penganut kelender Jawa Islam. Keadaan di atas tentu saja membuat perhitungan Ramadan sering berbeda dengan penetapan Pemerintah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak