Cerita Ritual Perang Api Tolak Bhuta Kala COVID-19 di Tugu Tani Cakranegara

Perang Api ini juga untuk menolak Bhuta Kala. Ritual ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun, tepatnya pada abad ke-16 saat jaman kerajaan.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 18 Maret 2021 | 19:30 WIB
Cerita Ritual Perang Api Tolak Bhuta Kala COVID-19 di Tugu Tani Cakranegara
Perang api jadi salah satu tradisi di lingkungan Sweta dan Negara Sakah, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram untuk rayakan Hari Raya Nyepi. (beritabali)

Warga telah bersiap membawa seikat daun kelapa kering atau 'bobok'.

Sesekali teriakan dari dua kubu lawan saling bersahutan. Suasana makin riuh, saat api obor mulai dinyalakan.

Minggu (14/3/2021) sore itu puluhan umat Hindu dari dua kampung yaitu Negara Saka dan Sweta, telah berkumpul untuk melaksanakan tradisi Perang Api, dengan prokes Covid-19.

Kedua kubu saling memukul tubuh lawan dengan bobok yang masih menyala.

Baca Juga:Cukup Bawa KTP, Lansia Jabodetabek Bisa Ikut Vaksinasi Covid-19 di Istora

Meskipun saling pukul dan terluka, namun warga dari kedua kubu tidak pernah berseteru dan bermusuhan setelah perang api selesai.

"Selama ini tidak ada permusuhan dari dua kubu, bila ada perselisihan langsung diselesaikan hari itu juga," terang seorang krama yang ikut dalam ritual ini.

Usai perang api selesai, warga dari kedua kubu pun saling rangkul dan bersalaman. Tidak ada dendam diantara kedua kubu. Kubu Banjar Negara Sakah maupun Banjar Sweta.

Selain untuk menyambut perayaan Nyepi, sebagian warga percaya perang api ini dahulu dilakukan untuk penolak bala dari serangan wabah penyakit, dan merupakan cerminan semangat umat Hindu untuk melaksanakan Nyepi yang akan dilaksanakan mulai dari menjelang terbit matahari sampai keesokan harinya saat menjelang terbit matahari.

Meskipun bergelora dan bernuansa penuh kekerasan, namun para pemuda dari banjar yang berbeda itu tetap menjaga rasa persaudaraan dan saling menghargai.

Baca Juga:35 Warga dan Jemaah Masjid Jogokariyan Positif COVID-19

Mereka berpelukan dan bersalaman sebagai wujud kokohnya persatuan menjaga tradisi leluhur mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini