Warga Jerman Berbagi Kisah Sejarah Pembangunan Bandara Ngurah Rai

Melalui bukunya berjudul A Magic Gecko, seorang warga Jerman menceritakan sejarah Bandara Ngurah Rai.

Dythia Novianty
Senin, 01 Maret 2021 | 12:01 WIB
Warga Jerman Berbagi Kisah Sejarah Pembangunan Bandara Ngurah Rai
Bandara Internasional Ngurah Rai Sepi. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Jika upacara di pura yang sering diadakan tengah berlangsung, sebuah prosesi penganut Hindu akan berjalan melintas di antara pesawat-pesawat yang diparkir.

"Mereka bahkan menunggu kedatangan yang terlambat walaupun para pilot yang tidak sabar telah mengirimkan pesan radio darurat, berputar-putar di atas kepala. Para Dewa berhak atas jalan," tulis Henry.

Sampai saat itu, hanya pesawat milik maskapai Indonesia yang diizinkan menggunakan bandara di Bali. Tapi sejak 1968, pesawat milik maskapai internasional juga diizinkan mendarat di sana.

Lalu lintas udara di Bali, terutama yang membawa turis, meningkat sehingga tidak mungkin lagi mengizinkan interupsi yang disebabkan oleh perayaan dan prosesi.
Sebuah perjanjian akhirnya dicapai dengan warga setempat dan pendeta pura. Sejak 1968, mereka menggunakan jalan baru yang mengelilingi bandara menuju pura.

Baca Juga:Mantan Pasien Panti Rehabilitasi Gangguan Jiwa Sayat Leher Perawat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini