Terjerat Kasus Asusila, Oknum Sulinggih Gianyar Diminta Gelar Pembersihan

"Kalau itu terjadi, berarti ada yang membuat leteh tempat ini. Harus disucikan,"

Bangun Santoso
Rabu, 17 Februari 2021 | 08:42 WIB
Terjerat Kasus Asusila, Oknum Sulinggih Gianyar Diminta Gelar Pembersihan
Ilustrasi garis polisi. [Suara.com]

SuaraBali.id - Dugaan kasus pelecehan seksual oleh oknum Sulinggih tak pengaruhi aktivitas spiritual di Campuhan Tampaksiring, Gianyar. Sejumlah pemangku tampak siaga di sekitar Campuhan.

Ida Bagus Aji Mangku Nyoman Oka saat ditemui Selasa (16/2) mengatakan, hampir setiap hari lokasi ini ramai dikunjungi masyarakat.

"Untuk nunas tirta, matur piuning melukat, atau sekedar mandi. Ada saja setiap harinya," ujarnya sebagaimana dilansir Beritabali.com (jaringan Suara.com).

Terkait dugaan aksi cabul oknum Sulinggih tersebut, Jro Mangku justru mengaku tidak tahu menahu.

Baca Juga:Identitas Mayat Wanita Tanpa Busana di Tukad Sangsang Terungkap

"Gimana kejadiannya? Kapan, Sulinggih siapa itu, dari mana?," ujarnya balik bertanya.

Setelah dijelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar bulan Juli 2020 lalu, bertepatan saat hari suci Saraswati, Ida Bagus Aji Mangku terkejut. Terlebih mengetahui bahwa oknum Bhagawan tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka, Ida Bagus Aji Mangku pun menyayangkan.

"Kenapa kok berbuat seperti itu? Kalau niatnya baik ke sini, semestinya ada pemberitahuan terlebih dahulu," ujarnya.

Namun melihat waktu kejadian sekitar 6 bulan lalu, Ida Bagus Aji Mangku kembali berpikir. Sebab saat kejadian, Campuhan memang belum dikelola seperti saat ini.

"Lokasi ini baru dikelola sekitar empat bulan lalu, Oktober 2020. Tyang juga baru empat bulan diaktifkan siaga di sini. Menghaturkan banten dan mengarahkan orang yang mau melukat," jelasnya.

Baca Juga:Gianyar Geger! Mayat Perempuan Tanpa Busana Nyangkut di Tukad Sangsang

Jika aksi tersebut benar terjadi, Ida Bagus Aji Mangku pun meminta oknum Sulinggih tersebut datang kembali untuk meminta maaf, kemudian menggelar upacara pembersihan secara niskala.

"Kalau itu terjadi, berarti ada yang membuat leteh tempat ini. Harus disucikan," katanya.

Namun apa jenis upacaranya, Ida Bagus Aji Mangku mengaku perlu melakukan pembahasan dengan pihak terkait. Dalam hal ini Desa Tampaksiring selaku pengelola melalui Bumdes, Desa Adat, termasuk PHDI setempat.

"Pastinya akan dibahas terlebih dahulu," katanya menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini