Isoman di Bali Hanya Bisa Dilakukan Orang Kaya? Ini Kata Penelitian

Penelitian mengungkap jaga jarak selaam pandemi, termasuk isolasi mandiri, lebih gampang dilakukan oleh orang kaya. Apa sebabnya?

M. Reza Sulaiman | Lilis Varwati
Minggu, 17 Januari 2021 | 15:46 WIB
Isoman di Bali Hanya Bisa Dilakukan Orang Kaya? Ini Kata Penelitian
Ilustrasi Isolasi Mandiri (Shutterstock)

SuaraBali.id - Penelitian mengungkap jaga jarak selaam pandemi, termasuk isolasi mandiri, lebih gampang dilakukan oleh orang kaya. Apa sebabnya?

Menurut ekonom dari Johns Hopkins Universitu, melarikan diri dari kota yang padat dan pindah ke rumah yang lebih terpencil seperti Bali lebih gampang dilakukan orang kaya. Hasil penelitian itu diterbitkan di Journal of Population Economics.

Studi melibatkan seribu orang di Amerika Serikat pada April 2020. Ditemukan bahwa orang yang berpenghasilan sekitar $ 230.000 dalam setahun, atau setara Rp 3,25 miliar, memiliki kemungkinan 54 persen lebih besar untuk mengambil tindakan melindungi diri tersebut.

Kemungkinan itu lebih kecil dimiliki oleh orang yang berpenghasilan $ 13.000 atau setara Rp 183 juta.

Baca Juga:Laporan Ditolak, Pekat IB Tantang Polisi Segera Panggil Raffi Ahmad

INFOGRAFIS: Jangan Lupa Jaga Jarak Fisik!
INFOGRAFIS: Jangan Lupa Jaga Jarak Fisik!

Orang-orang berpenghasilan tinggi cenderung berada dalam posisi yang memungkinkan mereka untuk mengubah perilakunya, kata para peneliti. Mereka juga cenderung bekerja dari jarak jauh selama pandemi.

Peneliti menilai, sebanyak 24 persen orang kaya lebih mungkin untuk melakukan jarak sosial.

Menurut, Nick Papageorge, profesor ekonomi Broadus Mitchell di Johns Hopkins juga penulis utama dalam penelitian, orang-orang berpenghasilan rendah yang tidak dapat bekerja jarak jauh juga lebih mungkin kehilangan pekerjaan karena pandemi.

"Mereka juga lebih kecil kemungkinannya untuk tinggal di rumah dengan akses ke luar rumah, yang menurut para peneliti akan membuat mereka 20 persen lebih mungkin untuk mendapatkan jarak sosial," ucaonya dikutip dari Foc News.

Para peneliti menyampaikan bahwa tujuan studi itu bukan hanya untuk mengetahui seberapa besar peluang dimiliki orang kaya. Tetapi juga untuk memprediksi bagaimana virus corona akan menyebar, menurut para peneliti.

Baca Juga:Raffi Ahmad Pesta Usai Divaksin, Rocky Gerung Singgung soal Selebriti Dungu

"Kita perlu memahami perbedaan ini. Pembuat kebijakan hanya perlu mengenali siapa yang akan melakukan jarak sosial, untuk berapa lama, mengapa dan dalam keadaan apa untuk memberi kami prediksi yang akurat tentang bagaimana penyakit akan menyebar dan membantu kami menetapkan kebijakan yang akan berguna," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak