MUI: Habib Rizieq Siapkan Nama Pengganti FPI Sebelum Dibubarkan

MUI Jateng sudah mengetahui jika organisasi yang dipimpin Rizieq Shihab itu sudah menyiapkan beberapa nama sebelum dibekukan

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 05 Januari 2021 | 16:10 WIB
MUI: Habib Rizieq Siapkan Nama Pengganti FPI Sebelum Dibubarkan
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tiba di markas Front Pembela Islam, Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraBali.id - Majelis Ulama Indonesia mencurigai Habib Rizieq Shihab sudah siapkan nama pengganti FPI sebelum dibubarkan. Bahkan nama-nama pengganti FPI sudah disiapkan juga.

Hal itu dikatakan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Ahmad Darodji.  Darodji merespon soal pergantian nama Front Pembela Islam (FPI) menjadi Front Pemersatu Islam (FPI) setelah diresmikan menjadi organisasi terlarang oleh pemerintah. 

Soal pergantian nama menjadi Front Pemersatu Islam (FPI), Darodji mengaku sudah mengetahui jika organisasi yang dipimpin Rizieq Shihab itu sudah menyiapkan beberapa nama sebelum dibekukan. 

"Saya pernah membaca itu, Habib Rizieq sudah menyiapkan nama-nama seandainya FPl dibubarkan," jelasnya kepada SuaraJawaTengah.id, Selasa (05/01/2021). 

Baca Juga:FPI Dibubarkan Pemerintah, Habib Rizieq Bakal Tetap Jadi Imam Besar

Brimob dan tentara bongkar atribut FPI di Petamburan, Jakarta Pusat. (Suara.com/Novian)
Brimob dan tentara bongkar atribut FPI di Petamburan, Jakarta Pusat. (Suara.com/Novian)

Menurutnya, sebelum FPI dibubarkan oleh pemerintah, Rizieq Shihab sudah merasa jika FPI akan dibubarkan. Hal itu disebabkan, FPI melakukan beberapa pelanggan yang berpotensi dibubarkan. 

"Barang kali, beliau (Rizieq Shihab) sudah membaca itu sehingga sudah disiapkan beberapa nama pengganti FPI, " ucapnya. 

Ia menambahkan, dakwah yang dilakukan FPI merupakan cara-cara yang tak efektif. Untuk organisasi Islam di Jateng, ia menganjurkan untuk mencontoh NU dan Muhammadiyah. 

"FPI kan seperti NU dan Muhammadiyah, apakah FPI itu efektif dakwahnya, atau malah lebih efektif dakwah NU dan Muhammadiyah? Itu bisa dibandingkan,"katanya. 

Untuk itu, ia mengajak Umat Islam untuk belajar bagaimana Islam masuk ke Indonesia. Di Indonesia, populasi Umat Islam sekitar 90 persen. Artinya, lanjut Darodji, dakwah yang dilakukan oleh kiai jaman dulu itu efektif. 

Baca Juga:FPI Punya Saldo Rp 1,5 Miliar di BCA

"Di Indonesia Islam jadi 90 persen itu karena cara dakwah yang dipakai para kiai saat itu menyesuaikan budaya masyarakat sekitar. Di sini pendekatannya pendekatan yang sejuk. Itu terbukti efektif," imbuhnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini