SuaraBali.id - Nama Arsilan, mungkin asing jika dikaitkan dengan Kemerdekaan RI atau juga Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Padahal Arsilan ini menjadi bagian dari proklamasi kemerdekaan itu.
Arsilan pernah menjadi kebun keluarga Presiden Soekarno antara tahun 1945 sampai 1958. Arsilan juga pernah tergabung ke dalam tentara pelajar hizbullah.
Jelang Proklamasi Kemerdekaan RI, dia bersama ayahnya menyiapkan dan memasang tiang bambu untuk pancang bendera sang saka Merah Putih.
Arsilan masih remaja saat itu. Dia hanya disuruh ayahnya untuk mencari bambu, tak paham untuk apa.
Baca Juga:HUT Kemerdekaan RI ke-75, PT AHM Diskon Khusus TNI dan Polri
"Waktu itu sih belum ada tiang bendera besi, sudah habis sama Jepang," ujar Arsilan.
Arsilan sempat menyaksikan proses pembacaan Proklamasi RI.
Kini Arsilan menjadi pemulung. Hidupnya jauh dari kaya layak meski pernah tinggal di rumah Soekarno. Bahkan lelaki kelahiran 1925 itu tinggal di sebuah bangunan semi permanen.
Rumah gubuknya itu berdiri di atas trotoar kawasan Jalan Bonang. Kediamannya persis berada di sisi luar tembok sebelah Timur Taman Proklamasi, di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.
Padahal dulu Arsilan berjuang tanpa bayaran. Dia tergabung dalam tentara Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI).
Baca Juga:LIVE STREAMING: Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI
"Saya bukan orang kuli, kalau orang kuli minta gaji," ungkap Arsilan
Kini, Arsilan melakukan pekerjaan sebagai pemulung di sekitaran Tugu Proklamasi. Hasil yang didapat pun tidak menentu setiap harinya. Paling banyak Rp 20 ribu, untuk sekadar ngopi.