- Kondisi tersebut akan mempengaruhi kualitas beras yang akan dikonsumsi masyarakat
- Titiek Soeharto kaget dengan bau busuk sampah TPS Sandubaya yang tercium hingga gudang Bulog
- Pemerintah tidak punya lahan untuk pembuangan sampah
SuaraBali.id - Komisi IV DPR RI menyoroti lokasi gudang Bulog mandalika bersebelahan dengan tempat pembuangan sementara (TPS) Sandubaya.
Kondisi tersebut akan mempengaruhi kualitas beras yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau lebih dikenal dengan Titiek Soeharto mengatakan tim berkunjung ke gudang Bulog untuk melihat persediaan beras.
Hanya saja, dari kunjungan yang dilakukan kaget dengan bau busuk sampah di TPS Sandubaya yang tercium hingga gudang bulog.
Dimana, lokasi TPS Sandubaya bersebelahan dengan gudang beras sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas.
“TPS itu waktu kita masuk baunya menyengat. Ini kan kurang higienis untuk beras yang disimpan di situ,” katanya Rabu (12/11).
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Mara Kamin Siregar mengatakan keberadaan TPS Sandubaya selama ini mempengaruhi kualitas beras.
“Kita koordinasi dengan Pemkot Mataram untuk mencari solusi terbaik terhadap TPS,” katanya.
Ia mengaku, TPS Sandubaya sudah lama beroperasi. Selama ini sudah bersurat ke Pemkot Mataram terkait kondisi yang terjadi dan berharap lokasi TPS bisa dipindah.
Baca Juga: Komisi IV Tinjau Gudang Bulog Gianyar, Titiek Soeharto: Beras Lokalnya Agak Pecah-pecah
“Mudah-mudahan ada solusi yang terbaik untuk pengalihan sampah,” harapnya.
Bau busuk sampah di TPS Sandubaya berdampak pada beras. Dengan begitu, perawatan beras yang sebelumnya dilakukan sekali dalam empat bulan, menjadi dua bulan sekali.
“Baunya dan Hama yang paling cepat. Jadi akan mempengaruhi biaya. Perawatan kita tetap lakukan dan biaya akan lebih tinggi,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram Lalu Alwan Basri mengaku sudah menerima surat dari Perum Bulog NTB.
Namun, Pemkot Mataram masih kebingungan untuk lokasi pembuangan sampah.
“Kita kan produksi 230 ton sehari. Kita dapat kendala karena Kebon Kongok ditutup sehingga satu-satunya jalan di situ kita punya lahan,” katanya Kamis (13/11).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
TPA Suwung Ditutup, Kemana Sampah Warga Denpasar dan Badung Akan Dibuang?
-
8 Toko Oleh-Oleh di Bali: Dari yang Murah Meriah Sampai Wajib Diburu Turis
-
5 Destinasi Wajib di Ubud: Dari Tari Kecak hingga Adrenalin Rafting Sungai Ayung
-
Tips Nikmati Liburan Aman dan Tenang di Bali
-
Perkuat Ekonomi Akar Rumput, BRI Raih Penghargaan Impactful Grassroots Economic Empowerment