- Dinas PUPR Badung mencatat 178 meter jalur pejalan kaki di Pantai Kuta rusak akibat abrasi.
- Penanganan sementara dilakukan dengan merapikan area rusak memakai pasir sambil menunggu ombak tenang.
- Perbaikan permanen akan dilakukan setelah proyek penanganan abrasi oleh BWS Bali-Penida selesai.
SuaraBali.id - Kerusakan jalur pejalan kaki sepanjang 178 meter di Pantai Kuta akibat abrasi kini menjadi fokus utama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung.
Tim teknis telah memetakan skala kerusakan dan memulai langkah-langkah darurat untuk mencegah dampak yang lebih luas, namun perbaikan permanen masih menghadapi tantangan besar dari alam.
Kepala Bidang SDA Dinas PUPR Badung, Anak Agung Rama Putra, mengonfirmasi luasnya area yang terdampak setelah dilakukan pengukuran di lapangan.
"Hasil pengukuran tim teknis kami, sepanjang 178 meter (rusak). Instruksi pimpinan (Bupati Badung), sementara kami merapikan dulu walkway yang terdampak arus gelombang," ujar Anak Agung Rama Putra pada Minggu (9/11/2025).
Sebagai respons awal, alat berat seperti eskavator telah dikerahkan sejak Sabtu untuk menambal dan merapikan bagian-bagian yang terkikis dengan pasir.
Titik kerusakan terparah diidentifikasi berada di segmen strategis yang ramai dilalui wisatawan.
"Jika disesuaikan posisinya, patokannya mulai dari depan Beach Walk ke selatan. Di sana pusat rusak parahnya," katanya.
Analisis teknis menyimpulkan bahwa penyebab utama kerusakan adalah fondasi beton yang terkikis oleh dinamika arus laut yang sulit diprediksi.
"Analisis Tim teknis, akibat arus gelombang pantai keras dan berubah-ubah," cetusnya.
Baca Juga: Masih Ada Kesempatan Hingga Hari Ini, 5 Ribu Lebih Lowongan Kerja Dibuka untuk Warga Bali
Meskipun penanganan sementara terus berjalan, PUPR Badung belum bisa menentukan jadwal pasti untuk perbaikan total.
Faktor utama yang menjadi kendala adalah kondisi gelombang laut yang tidak menentu.
Lebih lanjut, solusi jangka panjang untuk menata kembali walkway tersebut akan sangat bergantung pada proyek penanganan abrasi yang lebih besar.
"Kebetulan ada kegiatan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, berupa pembuatan beberapa breakwater dan proyek pengisian pasir. Saya kira selesai kegiatan itu, barulah kami bisa tata kembali," tutupnya, mengisyaratkan bahwa perbaikan permanen baru akan efektif setelah proyek mitigasi dari BWS rampung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Lewat BRILink Agen, Ibu Rumah Tangga Ini Bangun Usaha Sekaligus Ciptakan Lapangan Kerja Desa
-
Apritif Ubud, Fine Dining Pemenang Penghargaan yang Bikin Standar Kuliner Bali Makin Tinggi
-
BRI Peduli Tebar Kasih Natal 2025 Lewat Penyaluran Puluhan Ribu Paket Sembako
-
VinFast Tancap Gas di Indonesia, Resmikan Pabrik Subang dan Perluas Jaringan Nasional
-
Pasar EV Indonesia Meroket 4 Kali Lipat dalam Dua Tahun, Bos VinFast Ungkap Rahasianya