- Gubernur Dedi Mulyadi khawatir pengeboran air tanah Aqua di Subang menyebabkan pergeseran tanah.
- Pihak Aqua mengklaim telah memasang alat untuk memonitor pergerakan tanah dan melakukan cek rutin.
- Aqua juga menyebut, berdasarkan studi neraca air, aktivitas mereka tidak mengurangi air bagi warga.
SuaraBali.id - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyayangkan soal aktivitas pengeboran air dari dalam tanah yang dilakukan oleh Pabrik Aqua di Subang, Jawa Barat.
Kekhawatiran terbesar pria yang kerap disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini adalah efek dari aktivitas pengeboran yang akan mengakibatkan pergeseran tanah.
Menanggapi kekhawatiran KDM, Ahli Air dari pihak Aqua, Azwar akhirnya buka suara.
Pihaknya menyebut bahwa sudah mengkondisikan semuanya.
“Saat ini dengan studi yang kita kerjakan dengan Unpad dan dengan UGM, dari situ kita memonitoring, sehingga sebenarnya dengan yang terjadi longsor itu kita sudah memberikan suatu kajian bahkan kita sudah taruh satu alat,” Terang Azwar, dikutip dari youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (28/10/25).
“Jadi ada alat untuk mengontrol kalau terjadi pergerakan tanah di situ,” imbuhnya.
Tak hanya itu, pihak Aqua juga menyebut bahwa setiap 2 kali dalam setahun mereka melakukan pengecekan apakah ada perubahan terhadap kondisi tanah atau tidak.
“Setiap 2 kali dalam setahun itu kita juga melihat apakah ada perubahan atau tidak terhadap kondisi tanah, di permukaan tanah. Jadi kita lakukan itu dengan menggunakan alat tersebut,” jelasnya.
Mendengar penjelasan dari pihak Aqua, KDM kembali menegaskan apakah pengeboran yang dilakukan pihak Aqua aman dan tidak mengakibatkan hutan menjadi roboh.
Baca Juga: Cuaca Panas, Gerah Dan Pengap Landa Manggarai Barat, Masyarakat Diminta Banyak Minum
“Bapak punya alat itu, Punya potensi nggak pergeseran tanah? Sampai saat ini belum?,” tanya KDM menegaskan.
“Sampai saat ini belum melihat ada potensi itu,” jawab Azwar menimpali.
“Kemungkinan terjadi nggak?,” tanya KDM Kembali.
“Kalau kemungkinan sih, kemungkinan saja terjadi. Karena kita kan punya gempa, jadi sangat rentan daerah situ,” jawab Azwar kembali.
“Tanpa gempa kira – kira bisa geser nggak tanahnya? Bisa roboh nggak itu hutan?,” sahut KDM.
“InshaAllah dengan adanya eksplorasi kita, saat ini memang sudah ada kajian dari Badan Geologi seperti waktu terjadi longsor itu, kan sudah ada keterangan dari penyebab longsor itu sendiri. Jadi memang tidak ada korelasi,” terang Azwar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali