Eviera Paramita Sandi
Rabu, 08 Oktober 2025 | 10:50 WIB
Suasana peringatan tragedi bom Bali saat pelepasan merpati di Tugu Peringatan Bom Bali, Kabupaten Badung, Rabu (12/10/2022). [ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari]
Baca 10 detik
  • Monumen di Legian, Bali. Kenang Bom Bali I (2002), tragedi terorisme
  • 3 lokasi di Bali. Tewaskan 202, lukai 324 orang dari 22 negara.
  • 1 Okt 2005 di Kuta & Jimbaran. Bom bunuh diri, tewaskan 23 orang.

SuaraBali.id - Masyarakat Bali nampaknya tak asing lagi dengan bangunan megah Ground Zero. Monumen yang terletak di Jalan Legian Kuta, Bali ini memiliki makna mendalam.

Makna, yang mungkin tidak akan terlupakan sampai kapan pun. Monumen ini didirikan untuk mengenang tragedy Bom Bali I.

Bom Bali I ini terjadi pada 12 Oktober 2002. Dimana serangkaian pengeboman terjadi di tiga Lokasi di Bali.

Peristiwa ini dianggap menjadi insiden terorisme paling dahsyat dalam sejarah Indonesia.

Tragedi tersebut menewaskan 202 orang dari 22 negara dan 324 orang menderita luka serius.

Pemerintah setempat memberi nama monumen tersebut dengan sebutan ‘Panca Benua’.

Sementara wisatawan asing, memberi mengenalnya dengan ‘Ground Zero Monument’.

Ground Zero dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Badung sesuai Keputusan Bupati Badung No 771 Tahun 2003 tanggal 7 Juli 2003.

Monumen tersebut dibangun sebagai tanda kebangkitan Bali untuk mewujudkan kesejahteraan dan perdamaian umat manusia di dunia, serta saling menghormati.

Baca Juga: Fenomena Vanili Bali: Ekspor Melejit Dua Kali Lipat di Triwulan III Tembus Rp28,7 Miliar

Bupati Badung saat itu, AA Ngurah Oka Ratmadi yang meresmikannya pada 12 Oktober 2004.

Dibalik megahnya Ground Zero ini banyak terkubur air mata bahkan nyawa yang tidak bisa digantikan dengan apapun.

Dimana peristiwa Bom Bali yang mampu meluluhlantakkan semuanya.

Bom Bali I

Sebelum akhirnya terjadi ledakan pada 12 Oktober 2002, beberapa jam sebelumnya yakni pukul 20.45 WITA, Pelaku Bom Bali, Ali Imran menyiapkan sebuah bom kotak seberat 6 kilogram.

Bom tersebut dilengkapi dengan sistem remote yang dapat diaktifkan dari jarak jauh melalui ponsel.

Dengan mengendarai sepeda motor, Ali Imran meletakkan bom tersebut di trotoar dekat Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat.

Setelah meletakkan bom, Ali Imron kemudian memantau situasi lalu lintas di Kawasan Legian dekat Diskotek Sari Club dan Diskotek Paddy’s Pub sebelum akhirnya Kembali ke rumah.

Pukul 22.30 WITA, Ali Imron bersama dua pelaku Bom Bali, Jimi dan Iqbal berangkat ke Kawasan Legian menggunakan mobil Mitsubishi L300.

Sementara pelaku Bom Bali lainnya yakni Idris mengikuti mobil tersebut dengan mengendarai sepeda motor.

Saat tiba di Legian, Ali Imron memerintahkan Jimi untuk menghubungkan kabel detonator ke kotak switch bom di Mobil Mitsubishi L300.

Posisi mobil Mistubishi L300 saat itu berada diparkiran depan Diskotek Sari Club.

Iqbal yang menjadi pelaku bom Bunuh Diri diperintah untuk mengenakan bom rompi yang tujuannya untuk meledakkan diri di Diskotek Paddy’s Pub.

Rompi yang dikenakan Iqbal tersebut meledak di dalam Diskotek Paddy’s pada pukul 23.15 WITA.

Ledakan kedua terjadi lima meter di depan Diskotek Sari Club dari bom di dalam mobil Mitsubishi L300 yang dikendarai oleh Jimi.

Tidak lama kemudian, Bom Kembali meledak di depan Kantor Konsulat Amerika Serikat di daerah Renon, Denpasar, Bali.

Bom Bali II

Tidak berhenti di 2002, ledakan Bom di Bali Kembali terjadi di R.AJA’s Bar and Restaurant di Kuta, Menega Café dan Nyoman Café di Jimbaran pada 1 Oktober 2005.

Ledakan di R.AJA’s Bar and Restaurant meledak beberapa menit sebelum pukul 20.00 waktu setempat.

Tidak berselang lama, kemudian terjadi ledakan Kembali namun di Nyoman Café di Jalan Ulu Watu, Jimbaran.

Kekuatan ledakan menyebabkan kaca mobil Toyota Starlet yang berada di depan Toko Polo di Seberang R.AJA’s Bar and Restaurant mengalami kerusakan parah.

Jumlah korban meninggal dunia mencapai 23 orang, termasuk diantaranya adalah pelaku. Para korban saat itu dilarikan ke beberapa rumah sakit, seperti Rumah Sakit Sanglah, Rumah Sakit BIMS, Graha ase dan Bali Aga.

Bom yang meledak di Kuta dan Jimbaran itu dikabarkan sebagai bom bunuh diri namun tidak dilakukan melalui kendaraan bermotor.

Bahan peledak yang digunakan mereka serupa, yakni TNT dan mengandung biji seperti gotri yang memiliki Tingkat ledakan tinggi.

Saat kejadian, diperkirakan ketiga pelaku membawa bahan peledak dengan berat kurang dari 10 Kilogram.

Kontributor : Kanita

Load More