Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 26 September 2025 | 08:24 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung [YouTube/Hendri Satrio Official]
Baca 10 detik
  • Rocky Gerung melihat Purnawirawan TNI retak akibat beda pendapat soal pemakzulan Gibran.
  • Ia anggap pemakzulan konstitusional meski sulit; pahami Luhut sebut itu "kampungan".
  • Luhut sebut pemakzulan "kampungan". Rocky harap keretakan elit tak merembet ke publik.

Sementara pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut pemakzulan adalah hal yang kampungan, menurut Rocky sudah sebagai tanggapan standar.

Rocky mengatakan istilah kampungan memang sudah terbiasa terdengar bahkan diungkapkan oleh anak – anak Jakarta.

Sehingga bukan menjadi masalah yang besar.

“Kita juga bisa pahami kenapa Pak Luhut mengatakan bahwa Pemakzulan itu adalah kampungan. Ya biasa itu, kita kan mengerti istilah kampungan, yang memang diucapkan dalam standar komentar dari Pak Luhut,” urai Rocky.

“Ya ungkapan anak Jakarta juga begitu sebetulnya ‘ah kampungan lu’, ya kira – kira begitu,” tegasnya menambahkan.

Rocky mengungkapkan adanya isu keretakan elit dan semacamnya itu diharapkan tidak terdengar Masyarakat, karena akan mengundang keributan hingga guncangan politik.

“Yang paling penting jangan sampai keretakan elit ini merembes ke masyarakat.” ungkapnya.

“Karena kita lagi berupaya untuk merapikan demokrasi, supaya kalau ada goncangan di dalam politik, kita sama – sama paham bahwa kita mesti jangan rusak gelombang – gelombang demokrasi,” imbuhnya.

Sebelumnya, Luhut sempat melontarkan pernyataan kontroversial terhadap kelompok yang mengajukan petisi pemakzulan Gibran.

Baca Juga: PSI Jadi Kendaraan Politik Jokowi? Rocky Gerung: Partai Itu Memang Disediakan untuknya

Luhut menilai Tindakan tersebut sebagai bentuk ketidaktaatan terhadap konstitusi.

Pernyataan ini menuai sorotan, terutama diarahkan kepada sejumlah tokoh senior termasuk  purnawirawan TNI.

Luhut juga menyebut bahwa pihak penggagas pemakzulan Gibran ini sebagai “kampungan”.

Hal ini menuai kritikan dari berbagai pihak, karena dianggap tidak menunjukkan sikap kenegarawanan.

Kontributor : Kanita

Load More