- Puputan Badung (20/9/1906) adalah pilihan martabat, bukan bunuh diri, lahir dari tabrakan hukum dua budaya.
- Kabar Puputan Denpasar memicu "Baliseering", upaya pelestarian Bali yang dikendalikan, mengubah sejarah jadi citra.
- Memahami Puputan kini butuh kejujuran, menolak romantisasi atau sinisme, agar masa lalu bicara apa adanya.
Menyebut Museum Bali, agar kita mengerti bagaimana “pelestarian” dapat sekaligus merawat dan mengendalikan; menyebut arus benda yang pergi dan—pelan-pelan—pulang, agar kita paham keadilan sejarah hampir selalu datang tertatih, memerlukan kurator, arsip, dan kesabaran, bukan hanya pengumuman.
Pada akhirnya, puputan tidak selesai di lapangan ini. Ia selesai di cara kita berbicara hari ini—di kurikulum sekolah, di teks pameran, di naskah tur yang menentukan apa yang disampaikan pemandu. Kita bisa mewarisi romantisme, atau mewarisi keberanian menata ulang kata-kata. Jika memilih yang kedua, maka menulis tentang puputan berarti menulis agar kejujuran mendapat tempat.
Agar masa lalu tidak dimuseumkan dalam wangi kemenyan, melainkan diizinkan berbicara dengan logika yang kadang membuat kita tak nyaman. Dan ketika senja benar-benar jatuh, bayang patung memanjang di rumput, kita pulang dengan perasaan yang ganjil tapi berguna: bahwa kehidupan yang kita rayakan hari ini berdiri di atas keputusan-keputusan yang, pada suatu siang di Denpasar, diambil dengan tenang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran