Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 20 September 2025 | 16:03 WIB
Presiden ke-7 RI Joko Widodo usai menjalani pemeriksaan terkait dugaan ijazah palsu di Bareskrim Polri, Selasa (20/5/2025). (Suara.com/Faqih)
Baca 10 detik
  • Ijazah Universitas Jokowi Dan Gibran Diragukan 
  • Reuni yang selama ini kerap dilakukan hanya settingan 
  • Jokowi siap layani segala gugatan 

SuaraBali.id - Pengamat Politik Ikrar Nusa Bhakti buka suara soal dugaan ijazah palsu Presiden ke 7, Joko Widodo (Jokowi) yang kini disusul oleh putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Ikrar soal hal tersebut dapat dipikirkan secara simple saja, seperti contohnya seseorang yang benar – benar lulus dari sebuah Universitas atau Lembaga Pendidikan tentu akan memiliki teman – teman seangkatan.

“Kalau kita benar – benar lulus dari sebuah Universitas atau sebuah Lembaga pendidikan, baik itu tingkatan SD, SMP, SMA pastinya bukan Cuma ijazah yang kita miliki, tapi juga kawan bermain, atau teman – teman Angkatan kita,” ujar Ikrar, dikutip dari youtubenya, Jumat (19/9/25).

Sementara itu soal hal yang paling simple dari adanya teman – teman inilah, Ikrar menganggap Jokowi tidak bisa membuktikan, dengan terus menggelar reuni yang dianggap settingan.

“Kemudian kita lihat apakah Jokowi benar – benar memiliki teman – teman baik itu pada tingkatan SMA ataupun sarjana,” ucap Ikrar.

“Kita tahu beberapa kali Jokowi itu melakukan reuni sarjana katanya lulusan 1985 dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Tapi kita juga tahu seringkali yang namanya reuni itu hanyalah reuni – reunian,” sambungnya.

Tak hanya soal itu, Ikrar juga menilai bahwa pernyataan dari Jokowi seringkali berubah – ubah, contohnya soal pembimbing skripsi.

Pada 2017, Jokowi mengaku bahwa pembimbing skripsinya adalah Ir. Kasmujo. Sementara itu pada 2025, Kasmujo justru tidak membenarkan pernyataan Jokowi.

“Kita lihat juga bahwa pernyataan Jokowi itu berubah – ubah. Contohnya soal pembimbing skripsi beliau Ir. Kasmujo. Jokowi mengatakan itu pada 2017, namun pada 2025 diberitakan bahwa Ir. Kasmujo mengatakan bahwa dirinya bukan pembimbing skripsi Jokowi,” urai Ikrar.

Baca Juga: Kapolri Tak Kunjung Diganti, Purnawirawan TNI Sebut Prabowo Disandera Jokowi

“Kemudian di Mei 2025, Jokowi mengatakan pembimbing skripsinya adalah Profesor Ahmad Sumitro, dan ini juga dibantah oleh putri profesor Ahmad Sumitro,” tambahnya.

Kasus dugaan ijazah palsu Jokowi ini kemudian disusul dengan putranya yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden.

Ijazah milik Gibran juga diyakini oleh Ikrar bahwa tidak asli, lantaran ada sejumlah kejanggalan.

“Bagaimana dengan Gibran? Roy Suryo juga yakin seyakin – yakinnya bahwa dia bukan lulusan S2 dari University of Technology di Sydney. Karena dia hanya mengambil kuliah atau kursus selama 3 bulan, jadi hanya kursus martikulasi sehingga kemudian bisa masuk universitas,” urainya.

“Persoalan alumni UTS ini juga berubah – ubah, katanya ambil S2, tetapi surat keterangan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah sebetulnya dia Cuma setara dengan SMK, dan itu baru dikeluarkan pada 2019. Sementara Gibran lulus pada 9 – 10 tahun yang lalu,” sambungnya.

Ikrar memberi saran bahwa sudah seharusnya Gibran sebagai petinggi negara mengatakan yang sejujurnya agar tidak menipu rakyat Indonesia dan dirinya sendiri.

Load More