Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 19 September 2025 | 12:01 WIB
Tangkap Layar [Youtube Sentana TV]
Baca 10 detik
[batas-kesimpulan]

SuaraBali.id - Penulis Buku ‘Jokowi Undercover’, Bambang Tri Mulyono menceritakan asal mula dirinya memiliki ide dan berniat untuk menulis soal ijazah Presiden ke 7, Joko Widodo (Jokowi).

Bambang mengakui bahwa semuanya berawal dari keraguan dia soal ijazah milik Jokowi, lantaran banyak menemui kejanggalan.

Usai sempat dibebaskan pada Juli 2019, Bambang mengatakan bahwa pihaknya kembali menyambangi sosial media dengan melihat seluruh informasi mengenai ijazah milik Jokowi.

Saat itu, ia menemukan banyak sekali isu Jokowi yang dikaitkan dengan dugaan ijazah palsu miliknya.

Namun Bambang sempat menepis soal isu tersebut, dan tidak mempercayainya begitu saja.

“Bukunya itu “Jokowi Undercover 2, lelaki berijazah palsu” gitu to, jadi memang khusus bahas soal ijazah.” Ujar Bambang, dikutip dari youtube Sentana TV, Kamis (18/9/25).

“Itu karena waktu itu saya bebas dari penjara Juli 2019, saya mulai lihat – lihat internet lagi, disitu sudah ada isu Jokowi ijazah palsu itu. Tapi tidak masuk dipikiran saya, karena saya punya keyakinan bahwa Jokowi lulusan UGM betul,” sambungnya.

Bambang dengan penuh keyakinan mempercayai bahwa ijazah milik Jokowi asli, dan pihaknya benar – benar lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Bambang meyakini hal itu lantaran menurutnya tidak akan mungkin seseorang nekat memalsukan ijazah terlebih untuk mendaftar sebagai calon presiden.

Baca Juga: Agi Betha Tepis Isu Gibran Dua Periode : Apa yang Bisa Buat Orang Milih Dia Lagi?

“Dasarnya apa saya percaya? Orang gila lah ijazah palsu kok dipakai daftar presiden, tidak mungkin itu.” Ucapnya.

Namun keyakinan itu mendadak berubah begitu saja, usai Bambang mendengarkan pernyataan dari salah satu orang yang mengaku teman seangkatan Jokowi.

Dari situlah Bambang mengaku banyak menemui kejanggalan soal tahun kelulusan ijazah Jokowi, bahkan dari jenjang Sekolah Dasar (SD).

“Tapi saat saya bebas itu dan bertemu dengan Ibu Sri Adiningsih, dan saya melihat ijazah Jokowi SMA yang ditampilkan oleh KPU sebagai pengumuman sebelum pencapresan disitu ada perbedaan,” terangnya.

Bambang menyebut bahwa Sri sebagai orang yang mengaku teman seangkatan Jokowi itu justru memiliki ijazah yang tahun lulusnya dibawah Jokowi.

“Perbedaannya bu Sri adiningsih mengatakan Jokowi itu Teman seangkatan saya di SMP 1 Surakarta. Asumsinya kalau SMP seangkatan kan berarti masuk SMA juga bareng, lulusnya juga bareng meskipun sekolahnya berbeda. Bu Sri lulus SMP tahun 77, kok Jokowi di ijazah yang di KPU tadi lulus SMA nya tahun 1980, kok tidak match. Karena waktu itu ada tambahan ½ tahun oleh Pak Daud Yusuf, jadi Jokowi tidak menghitung tambahan ½ tahun itu,” urainya.

Load More