Kunci dari operasi penyelamatan menggunakan helikopter (hoisting) adalah kemampuannya untuk diam stabil di udara (hovering) saat menurunkan atau menaikkan personel dan korban.
Gerry menjelaskan bahwa ada dua jenis hover yang sangat berbeda.
"Untuk hover ada definisi kategori hover. Hover In Ground Effect (IGE) dan Hover Out of Ground Effect (OGE)," jelasnya.
Hover IGE terjadi ketika helikopter berada dekat dengan permukaan tanah datar, di mana ia mendapat bantuan "bantalan" dari tekanan udara yang dipantulkan baling-baling dari tanah.
Namun, kondisi di lereng curam Rinjani sama sekali berbeda.
"Jelas lokasi korban bukan di tanah datar. Nah, kalau tidak hover IGE, ya harus hover OGE. Di sinilah kita ketemu masalahnya," kata Gerry.
Hover OGE berarti helikopter harus mempertahankan posisinya di udara tipis tanpa bantuan bantalan udara dari daratan, sebuah manuver yang membutuhkan tenaga mesin jauh lebih besar dan memiliki batas ketinggian yang lebih rendah.
Batas Kemampuan Helikopter Basarnas
Di sinilah letak inti dari persoalan. Menurut Gerry, helikopter yang dioperasikan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) tidak dirancang untuk melakukan manuver Hover OGE di ketinggian lokasi korban. Ia memaparkan spesifikasi teknis dari armada yang ada.
Baca Juga: Wacana Kuota Haji Dipangkas 50 Persen, Mimpi Calon Jemaah Terancam Pupus
"Helicopter yang dioperasikan BASARNAS ada: AW139 dan AS365," sebutnya.
Ia kemudian merinci batas kemampuan masing-masing heli.
"Untuk helicopter AW139, ketinggian maksimum untuk hover OGE adalah 8.130 kaki diatas permukaan laut. Untuk AS365, hover OGE maksimum bisa dilakukan di 3.740ft," katanya.
Dengan lokasi korban berada di 9.400 kaki, angka-angka ini menunjukkan sebuah fakta yang tak terbantahkan.
"Jadi di sini bisa kelihatan, heli BASARNAS tidak akan bisa melakukan hoisting rescue korban, mau cuacanya bagus sekalipun," simpul Gerry. Bahkan, ia menambahkan perbandingan dengan helikopter militer populer, "Untuk perbandingan, Blackhawk aja hover OGE max di 6.200ft," tutur dia.
Lalu mengapa pada akhirnya jenazah dievakuasi menggunakan helikopter dari Sembalun? Gerry menjelaskan bahwa kondisi di Sembalun sangat berbeda.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah